Kofax belum lama ini menjelaskan mengenai peran low-code dalam transformasi alur kerja digital. Menurut studi bertajuk "Kofax 2020 Intelligent Automation Benchmark Study" yang dilakukan oleh Forrester Consulting dan dipesan oleh Kofax, organisasi yang menggunakan platform automasi cerdas low-code adalah organisasi yang paling berhasil dalam mentransformasi digital aneka alur kerja bisnis mereka yang penuh dengan informasi dan paling berharga. Dengan kata lain, platform automasi cerdas low-code sangat membantu dalam transformasi digital alur kerja di organisasi.
“Perusahaan dengan cepat beralih ke budaya yang mengutamakan pendekatan digital sebagai ancang-ancang menyambut tatanan baru. Selain makin mengandalkan strategi yang mengutamakan sistem digital untuk mendorong pertumbuhan, efisiensi, dan ketahanan dengan meningkatkan keterampilan digital karyawan, perusahaan juga mengandalkan platform automasi cerdas terpadu yang dibangun untuk para pengembang profesional dan pengembang warga [citizen]. Platform low-code terpadu dapat memfasilitasi dan mempercepat kolaborasi antara lini bisnis dan pemimpin TI dalam upaya transformasi digital alur kerja bisnis yang kompleks dan bernilai tinggi, sehingga perusahaan dapat makin lincah berkat bagian-bagiannya yang saling terhubung,” ujar Chris Huff (Chief Strategy Officer, Kofax).
Kofax 2020 Intelligent Automation Benchmark Study pun menunjukkan pentingnya organisasi untuk melibatkan pengembang profesional dan pengembang warga dalam memilih platform automasi cerdas untuk transformasi tersebut. Organisasi perlu untuk menyertakan kebutuhan keduanya.
“Laporan benchmark terbaru Kofax menegaskan pentingnya menyertakan kebutuhan pengembang TI profesional sekaligus pengguna bisnis yang merupakan pengembang warga ketika perusahaan mengidentifikasi, memilih, dan menerapkan platform automasi cerdas untuk transformasi alur kerja digital,” sebut Chris Huff.
Selain itu, Kofax 2020 Intelligent Automation Benchmark Study juga menemukan bahwa 70% responden menginginkan platform automasi cerdas yang mampu meningkatkan efisiensi, serta 67% responden menginginkan platform automasi cerdas yang mampu mengurangi beban kerja mereka. Para responden juga menginginkan platform automasi cerdas yang mampu menawarkan manfaat tambahan seperti menambah produktivitas karyawan, meningkatkan pengalaman pengguna, dan menambah efisiensi operasional. Terdapat sebanyak 52% responden yang menginginkan platform automasi cerdas yang mampu menambah produktivitas karyawan, 49% yang meningkatkan pengalaman pengguna, dan 45% yang menambah efisiensi operasional.
Adapun studi yang dilakukan melibatkan survei terhadap 450 pengambil keputusan pada bidang AI dan automasi, serta 450 kontributor perorangan di Amerika Utara, Australia, Prancis, Jerman, Hong Kong, Jepang, Singapura, Swedia, dan Inggris. Surveinya sendiri dilakukan pada Januari 2020.