Find Us On Social Media :

Dukung Startup Indonesia, Jungle Ventures Komitmen Perluas Investasi

By Liana Threestayanti, Rabu, 30 September 2020 | 12:30 WIB

(kiri ke kanan) Tim Manajemen Jungle Ventures: Founding Partner Jungle Ventures - Amit Anand, Managing Partner Jungle Ventures - David Gowdey, dan Founding Partner Jungle Ventures - Anurag Srivastava.

Perusahaan modal ventura independen, Jungle Ventures, mengumumkan komitmen untuk berinvestasi jangka panjang di Indonesia. 

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini, Jungle Ventures telah berperan penting dalam pertumbuhan sejumlah perusahaan rintisan di Indonesia, di antaranya Kredivo, RedDoorz, Sociolla, dan Waresix.

Salah satu perusahaan portofolio milik Jungle Ventures, Sociolla, adalah e-commerce  kosmetik yang populer di Indonesia. “Jungle Ventures memahami bahwa setiap perjalanan founder memiliki tantangannya tersendiri, dan mereka membutuhkan mitra yang tidak hanya menginvestasikan uang saja namun juga menginvestasikan waktu dan serta bimbingannya. Berkembang dari startup early-stage menjadi startup growth-stage sangatlah sulit, dan kehadiran mitra yang kompeten dalam berbagai tahap ini terbukti menjadi salah satu faktor penting dalam kesuksesan. Wawasan, bimbingan dan koneksi dari Jungle merupakan hal yang sangat berharga dan telah membantu kami melewati fase high growth," ujar Co-founder Sociolla, Chris Madiam.

Sejak didirikan pada tahun 2012, Jungle Ventures telah mengalami pertumbuhan pesat dengan lebih dari 35 total perusahaan portfolio dan dana kelolaan senilai lebih dari 352 juta dolar AS. Dan tahun 2020 menjadi tahun gemilang bagi Jungle Ventures. Beberapa perusahaan portofolionya mencatatkan rekor dengan perolehan pendanaan lanjutan. Misalnya perusahaan teknologi logistik Waresix memperoleh US$100 juta yang juga merupakan penggalangan dana Seri B terbesar di Indonesia. Platform e-commerce kecantikan Sociolla meraih pendanaan Seri E senilai US$58 juta. Sementara perusahaan desain interior Livspace lewat pendanaan Seri D meraih US$90 juta. Jungle Ventures juga mengumumkan 3 exit (penjualan kepemilikan saham mereka) pada masa pandemi yaitu Paysense yang dijual ke Naspers, Pokkt kepada Anymind Group, dan yang terbaru adalah TradeGecko kepada Intuit.

Menurut data World Bank, Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke-4 dan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia dengan perkiraan pertumbuhan sekitar 2,1% di tahun 2020 meskipun dalam keadaan pandemi. Salah satu Founding Partners Jungle Ventures, Amit Anand menekankan pentingnya bekerja sama dengan Founders asal Indonesia dengan ambisi regional dan global yang melebihi pasar domestiknya. Amit juga menekankan pentingnya founders memanfaatkan ekonomi digital untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

“Kita sama-sama menyaksikan kawasan Asia Tenggara digital yang sangat berbeda dari  situasi sebelumnya yang terbagi atas berbagai bahasa, budaya, dan tingkat inklusi keuangan, serta adopsi teknologi. Sementara ke depan kita dihadapkan dengan masyarakat Asia Tenggara yang terdiri dari lebih dari 300 penduduk milenial yang melek digital dan bertindak serta berpikir sebagai masyarakat yang homogen. Kami ingin berinvestasi kepada para founder yang memiliki visi yang sama dalam ekonomi digital untuk mengatasi keterbatasan model bisnis dan pasar yang ada,” ungkap Amit.

Dengan filosofi “Build to Last”, Jungle Ventures melakukan pendekatan model investasi portofolio yang terkonsolidasi , dengan setiap tahun berfokus terhadap pemilihan beberapa bisnis yang sudah berjalan secara efisien, membantu pengembangan kepemimpinan secara langsung, memberikan modal jangka panjang, sekaligus membantu penataan neraca keuangan, berinvestasi bersama, dan kemitraan strategis.

Filosofi ini memungkinkan Jungle Ventures untuk membangun perusahaan portofolio pilihan yang meliputi perusahaan unggulan di setiap kategori seperti Kredivo untuk layanan keuangan, Pomelo untuk fast fashion, LivSpace untuk desain rumah dan tempat tinggal, Reddoorz untuk budget travel, dan perusahaan lainnya di Asia Tenggara.

Jungle Ventures telah menunjukkan strateginya yang fleksibel, tangkas, dan cepat beradaptasi dalam kondisi yang serba tidak pasti. Saat ini portofolio perusahaan Jungle bernilai lebih dari 4 miliar dolar AS atau setara dengan 4,5 kali pertumbuhan sejak pertama kali didirikan  dan masih terus berkembang.