OutSystems mengumumkan bahwa perusahaan telah berhasil dinobatkan menjadi pemimpin dalam Gartner Magic Quadrant for Multiexperience Development Platforms (MXDP) 2020.
Ini adalah kali kedua secara berturut-turut OutSystems menjadi pemimpin, setelah pada tahun 2019 memperoleh nilai tertinggi untuk kemampuan eksekusi.
Dalam laporan “Gartner Magic Quadrant MXDP 2020,” OutSystems meraih skor tertinggi untuk kemampuan produknya.
Penilaian yang berdasarkan pengalaman konsumen, menunjukkan bahwa OutSystems mendukung skenario-skenario penggunaan multiexperience (MX) yang luas, berkat ekstensibilitas arsitektur platformnya, serta memiliki kemampuan untuk menghasilkan kode dan menambahkan modul yang dibuat dalam kode dan melalui penggunaan software development kit (SDK).
OutSystems meyakini, laporan Gartner ini memperjelas bahwa masa depan pengembangan aplikasi adalah multiexperience. Dan di era digital saat ini, loyalitas konsumen sangat bergantung pada pengalaman konsumen.
“Pengakuan yang diperoleh dari 'Gartner dalam Magic Quadrant for Multiexperience Development Platforms' memperkuat komitmen kami dalam mendorong kapabilitas perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik untuk menghadirkan pengalaman digital yang luar biasa di berbagai titik sentuh (touchpoint) dengan ketangkasan, kecepatan, kualitas terukur (scalabilty) dan tingkat respons yang terbaik,” kata Mark Weaser, VP APAC OutSystems.
Untuk diketahui, Gartner Magic Quadrant MXDP 2020 dirilis berdasarkan penilaian konsumen terutama di Eropa, Amerika Utara dan Asia/Pasifik di mana OutSystems beroperasi. Kebanyakan konsumennya adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor keuangan dan pemerintah.
Lebih lanjut, Mark menyoroti bahwa kata “agile” telah menjadi semboyan di sebagian besar organisasi, tetapi saat terjadi pandemi Covid-19 yang merebak pada tahun 2020 istilah itu menjadi semakin penting.
Pandemi telah mendorong inisiatif transformasi digital menjadi lebih cepat dan menempatkan para hief Information Officer (CIO), dan para pemimpin pengembang aplikasi ke garis depan revolusi digital.
“Namun, hanya sedikit pemimpin TI yang siap menghadapi tantangan yang dihadirkan pandemi global,” ujar Mark.
Menurut survei terhadap 2.200 profesional TI dan pemimpin TI senior yang dilakukan OutSystems beberapa waktu lalu, ditemukan bahwa kurang dari 25% yakin bahwa organisasi mereka siap menghadapi perubahan yang tidak direncanakan.
Baca Juga: 86% Perusahaan di Indonesia Telah Implementasikan Platform Low-code
Pengalaman Pengembangan Multiexperience