Find Us On Social Media :

Daftar Smartphone Terlaris di Indonesia Kuartal II, Bukan Samsung

By Adam Rizal, Sabtu, 10 Oktober 2020 | 14:00 WIB

Xiaomi Redmi 9C

Lembaga riset pasar IDC mengumumkan ponsel kelas low-end atau HP murah, paling banyak dicari di pasar ponsel Indonesia pada triwulan kedua 2020, untuk belajar dari rumah.Dalam laporan kuartal kedua 2020 yang diterima, IDC mencatat pengiriman ponsel di Indonesia pasca-kuartal tersebut merupakan rekor terendah sejak 2016.Secara total, pengiriman ponsel di Indonesia mencapai 7,1 juta unit, turun 26 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 lalu dan turun 3 persen jika dibandingkan kuartal pertama tahun ini.IDC mencatat terdapat permintaan tinggi untuk ponsel harga 100 hingga 200 dolar, atau sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta, untuk digunakan sekolah dari rumah. Sementara permintaan ponsel kelas low-end melebihi 75 persen, meningkat 48 persen dibandingkan tahun lalu.Penurunan pengiriman ponsel di Indonesia diakibatkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ketat pada separuh kuartal kedua, kemudian membaik setelah karantina melonggar mulai Juni.Pada triwulan pertama 2020, total pengiriman ponsel di Indonesia mencapai 7,5 juta unit atau turun 7,3 persen ketimbang triwulan pertama 2019 dan turun 24,1 persen dibanding kuartal empat 2019.

Ponsel terpopulerIDC mencatat lima besar merk terpopuler di Indonesia berdasarkan pengiriman adalah, secara berurutan vivo, OPPO, Samsung, Xiaomi dan realme.Catatan IDC Indonesia, vivo (26,8 persen) memegang pangsa pasar terbesar pada segmen low-end, melalui penjualan di unorganized ritel yang tetap buka ketika kebijakan PSBB.Sementara OPPO (21,2 persen), merk tersebut kuat pada segmen menengah, kisaran harga 200-400 dolar (Rp 3 juta hingga Rp 5,8 juta).Merk Samsung (18,7 persen) kuat dengan seri M, sementara Xiaomi (16,9 persen) unggul di kelas ultra low-end atau di bawah 100 dolar, kurang dari Rp 1,5 juta.IDC mencatat pengiriman realme (14,2 persen) menurun pasokan terbatas selama dua kuartal berturut-turut. IDC memperkirakan pemulihan pasar ponsel pintar di Indonesia akan lambat karena pemerintah kembali memperketat PSBB.