Find Us On Social Media :

Alasan Kini Pengguna Twitter Tak Bisa Lakukan 'Retweet' Seperti Biasa

By Adam Rizal, Kamis, 22 Oktober 2020 | 09:30 WIB

Twitter sedang mencoba fitur baru yang

Beberapa pengguna Twitter bertanya-tanya, mengapa tidak bisa me-retweet seperti biasa.

Biasanya, saat menekan tombol retweet di Twitter, pengguna akan disodori pilihan apakah hanya ingin retweet atau mengutip kicauan (Quote Tweet) dengan menambahkan komentar pribadi.

Namun, mulai hari ini, setiap menekan tombol retweet, pengguna dipaksa untuk mengutip kicauan. Salah satu pengguna Twitter yang mengeluhkan akan hal ini adalah akun dengan handle @idyllicate.

"Is it just me or emang udah gabisa retweet tweet," tulisnya.

Twit yang sama juga diunggah pengguna lain dengan nama akun @BLUEH4RGUY. Tidak cuma pengguna Indonesia, pengguna di negara lain juga merasakan hal yang sama.

Twit di atas langsung dibalas oleh CEO Twitter, Jack Dorsey. Lewat akun pribadinya, @jack, dia mengatakan, "Anda masih bisa me-retweet retweet juga, cukup kosongkan (komentar) dan klik tombol retweet."

Pengguna kini tetap bisa me-retweet tanpa harus mengutip/menambahkan komentar, tetapi caranya berbeda, tidak semudah retweet seperti sebelumnya.

Fitur retweet dengan cara normal juga masih bisa dilakukan menggunakan bantuan pihak ketiga, seperti aplikasi Tweetdeck. Lantas, apa alasan Twitter mengubah cara me-retweet ini?

Dirangkum The Verge, perubahan ini hanya bersifat sementara, menjelang pemilihan umum AS yang akan diselenggarakan pada 3 November mendatang. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan dan penyebaran misinformasi di Twitter.

Dengan mengarahkan pengguna ke retweet with quote, Twitter berharap pengguna bisa mempertimbangkan dengan lebih bijak tentang apa yang akan mereka twit ulang atau justru mereka ingin menambah pandangan mereka sendiri terhadap suatu isu.

Kabarnya, Twitter juga akan menyembunyikan keterangan "liked by" (disukai oleh) dan "followed by" (diikuti oleh) dari orang yang tidak diikuti pengguna. Trending juga akan ditampilkan dengan konteks tambahan.

Kemungkinan, perubahan ini tidak merata ke semua pegguna Twitter. Namun, beberapa pengguna Twitter di Indonesia cukup banyak yang mengalaminya.

Twitter mengatakan, perubahan ini akan berlangsung sampai pemilu AS berakhir, tanpa menyebut tanggal spesifik.