Find Us On Social Media :

Contoh Penerapan Artificial Intelligence di Bidang Telemedicine

By Liana Threestayanti, Jumat, 6 November 2020 | 14:30 WIB

Ilustrasi aplikasi telemedicine seluler Halodoc

Contoh penerapan Artificial Intelligence (AI) terus bermunculan. Contoh kali ini datang dari Halodoc, platform telemedicine seluler pertama di Indonesia.

Contoh penerapan AI di Halodoc ini didukung oleh Late Stage Accelerator dari Google. Halodoc memanfaatkan Artificial Intelligence untuk menyempurnakan cara dokter menerima masukan.

Populasi Indonesia yang teramat besar dan tersebar menyebabkan akses terhadap perawatan kesehatan yang tepat waktu dan dapat diandalkan terkadang menjadi tantangan. Halodoc ingin mengubah hal tersebut melalui platform telemedicine seluler pertama yang menghubungkan masyarakat Indonesia kepada para dokter dan membantu mengatur janji konsultasi antara pasien dengan dokter, proses pengiriman obat, dan tes kesehatan.

Platform Halodoc memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan yang berpusat pada manusia (human-centered artificial intelligence - HAI). Teknologi ini merupakan sebuah area penelitian baru yang menggunakan masukan dari pengguna manusia secara terus-menerus untuk meningkatkan cara kerja sistem AI, dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi para penggunanya.

Didukung Late Stage Accelerator dari Google, Halodoc membentuk tim yang terdiri dari dokter, data scientist, engineer, manajer produk, dan peneliti untuk menentukan cara teknologi dapat mendukung pekerjaan para dokter di Indonesia. Late Stage Accelerator adalah sebuah program untuk membantu startup-startup potensial.

AI untuk Replikasi Masukan

Salah satu pendekatan khusus yang berhasil diidentifikasi oleh tim ini adalah penggunaan AI untuk mereplikasi proses mentoring serta mereplikasi masukan yang diterima dokter junior dari dokter yang lebih berpengalaman di rumah sakit. Ini sebuah proses penting untuk meningkatkan kualitas perawatan, tetapi sulit untuk direproduksi dalam skala besar.

Halodoc ingin menciptakan cara mudah untuk memberikan masukan dalam bidang kesehatan virtual, dan bekerja sama dengan pakar machine learning dari Google di Late Stage Accelerator untuk menentukan pendekatan terbaik. 

Dengan panduan dari Google, para engineer di Halodoc menerapkan Natural Language Processing (NLP) dalam bahasa Indonesia untuk mengukur, memberi peringkat, dan memberikan insight yang dapat memberikan informasi kepada para dokter saat membuat keputusan terhadap pasien di seluruh Indonesia, yakni dengan menggunakan data dari ribuan konsultasi untuk melatih model machine learning.

Berkat AI, Rating Aplikasi Meningkat

Saat membuka aplikasi Halodoc, dokter akan melihat informasi kinerjanya yang didasarkan pada waktu respons dan metrik indeks kualitas. Selain itu, dokter juga akan melihat saran tindakan untuk semakin meningkatkan kualitas konsultasi. Mereka juga dapat memilih untuk menerima masukan dan pelatihan lebih lanjut dari dokter senior jika diperlukan.

Saat ini, lebih dari lima persen penduduk Indonesia menggunakan platform Halodoc. Berkat penerapan prinsip AI untuk meningkatkan kualitas perawatan yang dialami pasien, rating aplikasi Halodoc naik dari 4,5 menjadi 4,8 bintang dalam waktu kurang dari enam bulan, dan skor dokter di aplikasi secara keseluruhan naik 64 persen.

Dimulai dari sini, dengan bantuan Google, Halodoc berharap dapat terus menyederhanakan infrastruktur perawatan kesehatan Indonesia dan memajukan penerapan AI dalam bidang perawatan kesehatan secara global.

Artikel terkait: Apa itu Artificial Intelligence?