Find Us On Social Media :

Dorong Digitalisasi Pasar Rakyat, KemenkopUKM Punya Program Ini

By Liana Threestayanti, Selasa, 10 November 2020 | 12:00 WIB

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenkopUKM) mendorong koperasi dan pedagang pasar tradisional untuk mulai merambah pangsa pasar online.

 

Merespons fenomena penurunan drastis jumlah pasar tradisional di Indonesia, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenkopUKM) mendorong koperasi dan pedagang pasar tradisional untuk mulai merambah pangsa pasar online. 

Beberapa agenda telah disiapkan KemenkopUKM untuk merealisasikan tujuan tersebut, salah satunya melalui program “Pengembangan Pasar Rakyat” yang berfokus pada proses digitalisasi pasar. 

Program ini dimulai di dua pasar di Yogyakarta, yakni Pasar Ngoto dan Pasar Piyungan. Program ini akan berlangsung mulai tanggal 9 November 202 hingga 31 Desember 2020. Program ini juga tak lepas dari dukungan Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. 

Peningkatan terus dilakukan, tidak hanya dari sisi sarana dan prasarana pasar dalam bentuk bangunan, tapi juga kapasitas pelaku yang terlibat dalam pasar rakyat itu sendiri. Dukungan Asosiasi Pengelola Pasar Seluruh Indonesia juga tak kalah dominan dalam penguatan program koperasi pasar dan transformasi digital yang mulai dan akan terus digalakkan.

Program “Pengembangan Pasar Rakyat” merupakan respons terhadap fenomena banyaknya pasar tradisional di Indonesia yang tutup. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyebutkan bahwa jumlah pasar tradisional turun drastis dari 13.540 menjadi 9.950 pasar dalam kurun waktu 2007 hingga 2011. Tidak dipungkiri, kehadiran lokapasar atau marketplace daring turut menggeser kebiasaan masyarakat yang sebelumnya berbelanja langsung di pasar. 

Oleh karenanya, KemenkopUKM berusaha mempertahankan eksistensi pasar tradisional dengan memberikan ruang digital bagi pedagang pasar tradisional melalui program ini.

"Ke depan diharapkan digitalisasi koperasi dan pasar rakyat juga akan dilakukan di pasar-pasar yang telah kami revitalisasi sejak tahun 2003 s/d 2019 di seluruh Indonesia. Harapannya agar pelaku usaha di dalamnya dapat menuai manfaat yang lebih baik dari perkembangan pasar internet dan meningkatkan kesejahteraan para pedagang dan anggota koperasi," jelas Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran KemenkopUKM, Victoria br. Simanungkalit.

Manfaatkan Platform Digital

Untuk mendorong proses digitalisasi pasar, KemenkopUKM menggunakan platform digital yang dikembangkan oleh inovator lokal, yakni Titipku. KemenkopUKM dan tim Titipku nantinya akan memandu pedagang di kedua pasar untuk mulai berjualan secara online.

Aplikasi Titipku memungkinkan pedagang kecil di pasar tradisional untuk menjajakan produknya melalui kanal daring, sehingga dapat menjamah pangsa pasar yang lebih luas. Konsep aplikasinya juga memungkinkan “Penjelajah” (pengguna Titipku) membantu para pedagang memasukkan daftar produknya ke dalam aplikasi. Fitur ini penting, karena tidak semua pelaku UMKM memiliki pemahaman yang cukup  tentang digital atau internet.

KemenkopUKM berharap dengan adanya program ini akan membangun sebuah ekosistem digital, di mana masyarakat di sekitar pasar juga dapat saling mendukung perekonomian hingga pada akhirnya dapat menguatkan koperasi pasar. Peran koperasi pasar sendiri juga diharapkan akan makin optimal dengan proses digitalisasi ini, sehingga koperasi pasar dapat menjadi lokomotif atau tulang punggung kesiapan pasar rakyat menuju era baru dalam perdagangan. Di samping itu, diharapkan pedagang pasar yang merupakan anggota koperasi dapat benar-benar merasakan manfaat dan dampak dari berbagai layanan yang disuguhkan, sesuai visi koperasi untuk mensejahterakan setiap anggotanya. 

“UMKM adalah masa depan Indonesia. Kita mempercepat perkembangan usaha dengan go digital. Adanya kolaborasi antara KemenkopUKM, Dinas Koperasi, pengurus koperasi pasar, dan semua pedagang adalah solusi untuk kemajuan bersama. Di sisi lain, dukungan masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk membantu program Pengembangan Pasar Rakyat," ujar CEO Titipku, Henri Suhardja.