Find Us On Social Media :

Investree, Gramindo Tawarkan Ini Bagi Pebisnis Super Mikro Perempuan

By Liana Threestayanti, Rabu, 11 November 2020 | 14:00 WIB

Investree meluncurkan kerja sama baru dengan Koperasi Simpan Pinjam Gramindo Berkah Madani.

Masih dalam rangka kampanye “Grow Fa5ter”, Investree meluncurkan kerja sama baru dengan Koperasi Simpan Pinjam Gramindo Berkah Madani. 

Gramindo merupakan Koperasi Jasa dengan Unit Usaha Simpan Pinjam yang berfokus pada pembiayaan super mikro berbasis Grameen. Dengan demikian, kolaborasi ini memungkinkan Investree menyalurkan bantuan pembiayaan kepada nasabah Gramindo yang memiliki karakteristik berkelompok, merupakan perempuan tanpa akses ke bank (unbankable), dan telah menjalankan usaha dengan skema konvensional maupun syariah. Gramindo menamai kegiatan pembiayaan ini dengan submerek “Gayatri Microfinance”.

Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi menjelaskan bahwa memasuki tahun kelima ini, Investree memang mengkonsentrasikan kerja sama dengan ekosistem rekanan yang mempunyai bidang usaha unik dan mampu membuka peluang lebih besar untuk menyentuh target khalayak yang meluas. "Salah satunya perempuan sebagai pemegang peranan penting dalam pengelolaan keuangan keluarga. Melalui kolaborasi dengan Gramindo ini, kami akan memperlihatkan bagaimana fintech lending dapat sangat mendukung perkembangan usaha para perempuan dengan bisnis super mikro yang tidak memiliki akses ke bank, membantu mereka meraih tujuan finansial untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik dan menjadi masyarakat madani," ujar Adrian.

Dalam kerja sama pembiayaan ini, Investree mengaplikasikan produk Retail Seller Financing, di mana pinjaman bisnis ditujukan untuk ritel/individu perempuan, dengan jenis usaha super mikro yang beromzet rata-rata Rp 5-10 juta per bulan. Dan di dalam ekosistem binaan Gramindo, setiap pengusaha perempuan perorangan akan berkelompok dan menerapkan prinsip “tanggung renteng”, di mana risiko pinjaman masing-masing pribadinditanggung bersama oleh kelompok perempuan yang dibentuk oleh mereka sendiri. Apabila ada di antara mereka yang tidak bisa membayar angsuran, kelompok tersebut akan menanggung pembayaran dengan membuka amplop tanggung renteng sampai dengan pembayaran angsuran tersebut dibayarkan kembali kepada kelompok.

Pembiayaan akan dilakukan dengan menggunakan skema channeling atau melalui dukungan dana dari Lender Institusi Investree. Setiap Borrower Ritel di dalam ekosistem Gramindo yang mengajukan pinjaman melalui Investree akan melewati proses analisis dan verifikasi oleh Tim Investree dengan mengandalkan sistem credit scoring yang solid sebelum ditawarkan kepada Lender Institusi. Jumlah maksimal pembiayaannya adalah Rp 20 juta per pembiayaan, tanpa batasan sektor industri, dan memiliki jangka waktu maksimal 12 bulan. 

“Fitur produk Retail Seller Financing ini kami rancang mudah, cepat, dan nyaman bagi para pemilik usaha ritel termasuk ibu-ibu yang berada dalam ekosistem Gramindo agar mampu dimanfaatkan seoptimal mungkin,” ujar Adrian.

Ketua Koperasi Jasa Gramindo Berkah Madani, Rio F. Achmad menilai program ini sebagai hal yang menarik karena pendekatan hingga tahapan pembiayaan yang diterapkan dalam kerja sama ini terbilang kekeluargaan, sesuai dengan budaya dan karakteristik masyarakat Indonesia. 

"Mulanya, pihak Gramindo akan mengadakan pemetaan daerah dan karakter melalui aparat setempat untuk menggali informasi, lalu melakukan penetrasi lapangan dan sosialisasi pembiayaan melalui pertemuan warga setempat seperti arisan atau pengajian. Kemudian, dibentuk kelompok secara alami oleh perempuan-perempuan setempat hingga mereka melakukan pengajuan pembiayaan yang akan didukung oleh Investree. Apabila pengajuan pembiayaan disetujui oleh Investree, pembiayaan akan dicairkan secara tunai dengan cara wajib hadir berkelompok dan menyetujui skema “tanggung renteng,” jelasnya.

Untuk mitigasi risiko yang ketat, setiap pengajuan pinjaman oleh nasabah Gramindo akan diseleksi melalui sistem credit scoring modern. Tak hanya itu, aktivitas mitigasi risiko juga diaplikasikan melalui langkah bonding, yaitu pertemuan rutin dari beberapa kelompok di radius tertentu sehingga perkembangan masing-masing kelompok dapat termonitor dengan baik. Adanya skema tanggung renteng, pencairan tunai dan wajib hadir berkelompok, serta kerja sama dengan asuransi penjaminan juga bertujuan untuk meningkatkan tingkat keberhasilan pembayaran pinjaman.

Kolaborasi dengan Gramindo ini bertujuan mengakselerasi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari segi permodalan agar semakin berdaya. Selain itu juga untuk memantapkan peran data dan teknologi dalam mendorong efektivitas penyaluran pembiayaan bagi UMKM di Indonesia. 

Investree sendiri kini menerapkan strategi memperkuat inklusi keuangan dengan menyasar segmen unbanked yang lebih luas serta melanjutkan kolaborasi dengan ekosistem mikro retail seperti Gramindo. Ini merupakan diversifikasi produk pinjaman ritel yang unik dari segi segmentasi yang belum pernah dilakukan Investree sebelumnya, sehingga mampu melengkapi portofolio produk pinjaman yang sudah ada dari segmentasi UKM (tanpa mikro).

Saat ini, sudah ada 37 pengajuan pembiayaan oleh para perempuan yang tergabung dalam Gramindo yang disetujui dan siap ditawarkan kepada Lender Institusi Investree. Angka ini diharapkan dapat terus bertambah, semakin banyak pengusaha perempuan ritel yang terbantukan seiring dengan semakin berkembangnya kerja sama antara Investree dan Gramindo ke depannya, serta meningkatkan sebaran kesempatan pengusaha-pengusaha mikro di tanah air dalam mendapatkan akses pembiayaan.