Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro meminta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sektor perdagangan dan pertanian untuk mengadopsi teknologi digital.
"Tentunya prioritas untuk UMKM yang ingin kita dekatkan atau terekspos digital adalah UMKM yang pertama, berfokus pada sektor perdagangan, khususnya ritel," ujar Bambang Brodjonegoro dalam peresmian virtual Grab Tech Center, Selasa, 10 November 2020.
Menteri Bambang mengatakan UMKM yang tidak mengadopsi digital dan bergerak di bidang ritel sangat terpukul selama pandemi. Bahkan, ada UMKM yang menghentikan usahanya sehingga perlu diberikan perhatian khusus.
Selain perusahaan berbasis ritel, UMKM yang bergerak di bidang pertanian juga menjadi prioritas untuk terekspos teknologi digital. UMKM di bidang pertanian diharapkan terbantu dengan keberadaan teknologi digital, sehingga dapat menjual produknya tanpa melalui perantara kepada konsumen akhir.
"Misalnya, langsung dijual ke pasar, supermarket ataupun ke restoran, sehingga porsi keuntungan dari petani tersebut tidak habis di tangan pedagang perantara yang selama ini akhirnya membuat petani hidupnya menjadi sulit, sedangkan harga di tangan konsumen menjadi mahal, jadi kami melihat peran teknologi digital ini sangat penting," ujar Menristek.
Managing Director of Grab Indonesia, Neneng Goenadi, UMKM sering kali takut melakukan transformasi karena menganggap menjadi digital itu tidak mudah.
"Tetapi pada kenyataannya, dalam transformasi digital ini diperlukan adalah hanya kemauan dan keyakinan bahwa semua bisa dilakukan. Sekarang ini tidak ada lagi yang tidak bisa, dengan teknologi semua bisa, jadi tantangannya adalah ketakutan dari masing-masing UMKM," kata Neneng.
"Tapi sekarang saya melihat dengan pandemi ini banyak sekali UMKM yang sudah maju ke depan dan menjadi digital dan mereka sadar bahwa tanpa teknologi mereka tidak bisa survive," ucapnya.
Sementara itu, ahli teknologi dan entrepreneur Ilham Habibie melihat diperlukan dasar dari literasi digital terlebih dahulu untuk mengembangkan talenta digital.
Menurut putra Presiden Ketiga BJ Habibie itu, mengerti soal programming menjadi nilai lebih, namun memiliki skill dalam problem solving dan juga critical thinking untuk menyelesaikan masalah menjadi kemampuan dasar yang diperlukan talenta digital saat ini.