Apple mulai beralih menggunakan prosesor buatan sendiri sebagai "otak" dari aneka perangkat Mac. Apple telah meluncurkan tiga perangkat Mac terbarunya yaitu Macbook Air, Pro, dan Mac mini.
Ketiga perangkat itu mengusung cip berbasis ARM buatan Apple Silicon bernama Apple M1, buatan sendiri di dalam perangkat Mac besutannya. Sebelum kehadiran Apple M1, Macbook dan Mac terus menggunakan cip buatan Intel.
Alasannya, Apple menginginkan perangkat Mac yang memiliki performa tinggi tetapi hemat daya.
Peneliti firma riset pasar CSS Insight, Wayne Lam mengatakan kehadiran prosesor M1 adalah strategi Apple auntuk mengontrol seluruh perangkatnya dan mewujudkan konektivitas antarperangkat di dalam satu ekosistem.
"Apple Silicon merupakan wujud nyata dari strategi Apple yang ingin mengontrol seluruh ekosistem. Kini, di ekosistem komputer, Apple menciptakan segalanya sendiri, mulai dari cip hingga software, sehingga segalanya terintegrasi dengan mulus," kata Wayne.
Alasan lainnya, Apple melihat Intel sudah ketinggalan di sektor manufaktur, terutama teknologi fabrikasi cip. Hal ini menjadi salah satu faktor yang membuat Apple memutuskan membuat cipnya sendiri.
Saat ini, Intel sendiri memiliki deretan chip prosesor Intel Core generasi ke-10 (Ice Lake) yang dibuat dengan technology node 10 nanometer (nm). Apple sendiri agaknya kurang puas dengan hal tersebut dan memilih TSMC, mitra eksklusif sekaligus pembuat cip Apple Bionic A-series, yang bisa membuat cip dengan technology node 5 nm, meski sebenarnya technology node dari produsen berbeda tidak bisa dibandingkan secara langsung.
"Intel menghadapi sejumlah tantangan di sisi manufaktur selama beberapa tahun belakangan. Masalah ini menjadi alasan bagi Apple, salah satu pembuat cip berbasis ARM, untuk meninggalkan Intel," tutur peneliti dari firma riset Gartner, Jon Erensen.
Cip Intel bermasalah?
Sebelum dua alasan di atas mencuat, pada Juni lalu, mantan teknisi Intel, Francois Fiednoel membeberkan bahwa cip Intel yang dibuat untuk Apple banyak dikomplain atau banyak masalah.
Ia mengungkap bahwa kualitas prosesor generasi keenam dari Intel (Skylake) disebut-sebut sebagai salah satu faktor yang memengaruhi keputusan Apple untuk beralih.
Pidnoel menyebutkan Apple kerap mengirimkan komplain ke Intel terkait arsitektur prosesor tersebut. "Kualitas (prosesor) Skylake lebih dari sebuah masalah yang buruk. Kami terlalu banyak menilik beragam hal kecil yang terdapat di dalam Skylake," ujar Pidnoel.
"Pada dasarnya, teman-teman kami di Apple menjadi klien yang paling banyak mengeluh terkait masalah yang terdapat di arsitektur Skylake," tambah Piednoel.
Meski demikian ketiga spekulasi tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya. Sebab, Apple sendiri memang belum mengumbar alasan spesifik mengapa mereka akhirnya beralih dari Intel ke prosesor buatannya yang mengusung arsitektur ARM, terlepas dari alasan awal yang disebutkan tadi.