Dengan dukungan Google.org, program pengurangan bencana, Save The Children, mengembangkan aplikasi BumiKita yang bertujuan membangun kesiapan masyarakat, terutama anak-anak, dalam menghadapi bencana.
Survei Save the Children tahun 2019 di Provinsi Jawa Barat, mengungkapkan fakta bahwa 7 dari 10 anak tidak tahu cara menyelamatkan diri jika terjadi bencana.
Padahal, menurut catatan BNPB, sepanjang tahun 2019 saja telah terjadi 3.814 kejadian bencana. Dari berbagai jenis bencana, bencana hidrometeorologi mendominasi, antara lain puting beliung, banjir, kebakaran hutan dan lahan. Hal ini menimbulkan 6 juta jiwa penduduk terdampak dan mengungsi. Bencana juga mengakibatkan kerugian baik dalam aspek infrastruktur dan perekonomian.
Teknologi untuk Kesiapsiagaan Bencana
Melalui program pengurangan risiko bencana Save the Children Indonesia yang didukung penuh oleh Google.org, dengan filantropi Google, lebih dari 19 juta masyarakat Indonesia kini telah terpapar pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana. Program yang telah diimplementasikan sejak 2019 ini bertujuan untuk membangun ketangguhan anak dan keluarga terutama mereka yang tinggal di daerah rawan bencana.
"Pada masa krisis ini, penting agar komunitas yang terdampak dapat bertindak dengan cepat dan efektif. Kami telah melihat bagaimana teknologi bisa digunakan untuk kesiapsiagaan bencana dan sebagai cara untuk menghadapi tantangan kemanusiaan terbesar di dunia. Melalui Google.org, kami sangat bangga untuk mendukung upaya Save the Children dalam mengembangkan aplikasi bermanfaat seperti BumiKita yang dapat mengedukasi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, terutama anak-anak. Kami berharap dengan keterampilan dan pengetahuan yang mereka pelajari, memungkinkan mereka untuk merespon dengan cepat dan membantu satu sama lain saat bencana terjadi,” ujar Ryan Rahardjo, Head of Public Affairs Southeast Asia, Google APAC.
Digunakan oleh 2500 User
“Dengan dukungan Google.org, kami mengembangkan aplikasi BumiKita yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat terutama anak anak. Agar mereka siap untuk selamat jika terjadi bencana,” jelas Selina Patta Sumbung, CEO Save the Children Indonesia.
Aplikasi BumiKita merupakan aplikasi edukatif, interaktif dan ramah anak yang mengedepankan prinsip partisipasi masyarakat untuk saling peduli dan siap siaga terhadap ancaman bencana di Indonesia. Tercatat lebih dari 2500 pengguna secara aktif telah menggunakan aplikasi BumiKita sejak dirilis pada Juni 2020 lalu.
Manfaat di Masa Pandemi
Di masa pandemi covid 19 seperti saat ini, Aplikasi BumiKita menjadi salah satu inovasi digital untuk pembelajaran terkait adaptasi dan mengetahui risiko-risiko yang mungkin terjadi, terutama di wilayah rawan bencana.
“Tiga puluh persen dari total populasi di Indonesia yang terpapar ancaman bencana merupakan kelompok usia anak. Pemanfaatan teknologi informasi digital dalam era saat ini dapat mendukung upaya membangun ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana,” tegas Letnan TNI Doni Monardo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Doni Monardo sangat mengapresiasi kerja kolaborasi antara pemerintah, Save the Children Indonesia dan Google yang telah mengembangkan aplikasi berbasis Android BumiKita.
"Aplikasi ini menjadi pelengkap Aplikasi inaRISK yang dikembangkan oleh Badan Nasional Penangulangan Bencana,“ imbuh Doni.
Pencanangan aplikasi BumiKita yang dilaksanakan kemarin (7/12)bertujuan meningkatkan kesadaran publik tentang upaya pengurangan risiko bencana dan juga mendengarkan cerita baik dari anak–anak, keluarga, dan para mitra tentang pengalamannya menggunakan aplikasi BumiKita.