Smartfren dan Tri Indonesia menjadi dua dari tiga operator seluler yang memenangkan lelang pita frekuensi radio 2,3 GHz. Pita tersebut akan dapat digunakan untuk menggelar jaringan 5G.
Smartfren mendapatkan bagian blok A yang tersebar di delapan wilayah, sementara Tri mendapat bagian blok C yang tersebar di sembilan wilayah. Masing-masing operator mendapatkan alokasi sebesar 10 Mhz.
Sementara satu blok lainnya (Blok B) dimiliki oleh Telkomsel dengan alokasi lebar pita yang sama, 10 Mhz.
Smartfren sendiri telah memiliki alokasi 30 Mhz di pita frekuensi 2,3 Ghz. Itu berarti, dengan tambahan 10 Mhz ini Smartfren memiliki lebar pita 40 Mhz, sama seperti yang dimiliki Telkomsel.
President Director Smartfren, Merza Fachys mengatakan, perusahaannya akan menggunakan frekuensi ini untuk memperluas jaringan ke daerah-daerah baru yang belum terjangkau layanan Smartfren.
"Selain itu, tentu akan digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan bagi seluruh pelanggan," kata Merza.
Terkait pemanfaatan 5G, Merza mengatakan Smartfren telah menyiapkan teknologinya dan menunggu jaringan digelar.
"Kami menyiapkan 5G bukan sekedar penggelaran jaringan 5G nya. Tapi, ekosistem yang akan membuat layanan 5G akan sangat berdaya guna bagi industri dan masyarakat, juga sedang dilakukan studinya lebih mendalam," imbuh Merza.
Smartfren sebelummya telah menggelar uji coba jaringan 5G pada 2019 lalu di Marunda, Jakarta Utara. Dalam uji coba itu, kecepatan 5G Smartfren menyentuh angka 8,7 Gbps dengan memanfaatkan pita frekuensi 28 Ghz.
Tri Indonesia juga berencana menggunakan pita frekuensi ini untuk memperluas layanan data dalam rangka pemerataan internet di Indonesia.
"Dengan adanya frekuensi 2,3Ghz ini, dan tambahan spektrum frekuensi lainnya, Tri Indonesia telah memiliki teknologi 5G yang siap untuk menggelar jaringan 5G di frekuensi 2,3 GHz," jelas M. Danny Buldansyah, Wakil Presiden Direktur 3 Indonesia.
Tri Indonesia memiliki alokasi pita frekuensi yang lebih kecil dibanding Smartfren dan Telkomsel, yakni 10Mhz di frekuensi 2,3 Ghz. Selain tiga operator tersebut, pita frekuensi 2,3 Ghz juga dihuni oleh PT Berca Hardayaperkasa yang tersebar di beberapa zona.