Find Us On Social Media :

Fintech Amartha Target Salurkan Pendanaan Rp2,6 Triliun ke UMKM Desa

By Rafki Fachrizal, Jumat, 1 Januari 2021 | 18:00 WIB

Ilustrasi Fintech (Financial Technology).

Di saat beberapa startup lain mengalami pukulan keras terhadap bisnisnya akibat dampak dari pandemi COVID-19, startup fintech (financial technology) Amartha justru mengklaim bahwa pertumbuhan bisnisnya sangat baik.

Andi Taufan Garuda Putra, Founder dan CEO Amartha, mengatakan, “Hingga Desember 2020 penyaluran pendanaan meningkat 21,22% di angka Rp 2,92 Triliun. Pertumbuhan jumlah pelaku UMKM yang mendapatkan pendanaan juga meningkat 11,65% menjadi 588.283 Mitra.”

Secara makro, Andi mengungkapkan bahwa aktivitas UMKM kini mulai pulih kembali. “Di 2021, Amartha optimis seiring dengan pemulihan ekonomi, kualitas penyaluran pendanaan juga akan semakin membaik,” tambah Andi.

Melihat kondisi tersebut, di tahun 2021 ini Amartha menargetkan penyaluran dana sebesar Rp2,6 triliun untuk UMKM di Desa.

Permodalan tersebut akan disalurkan kepada lebih dari 650 ribu perempuan pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah di Jawa, Sulawesi dan Sumatera.

Selain penyaluran dana, Amartha juga memiliki beberapa strategi yang telah disiapkan untuk dapat melayani 1 Juta Mitra (secara akumulasi) di 2021, salah satunya dengan membangun ekosistem digital untuk meningkatkan inklusi digital UMKM di desa.

“Kami akan memperluas produk dan meluncurkan program untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di desa, salah satunya melalui program smartphone masuk desa,” ujar Andi.

Baca Juga: IFSoc: Fintech Bantu Pemerintah RI Gerakan Perekonomian Selama Pandemi

Amartha sendiri berupaya untuk meningkatkan inklusi keuangan digital melalui penciptaan produk yang sesuai dengan kebutuhan sektor UMKM informal dengan menerapkan framework strategi inklusi keuangan yang terdiri dari tiga pilar.

Pertama, menciptakan produk keuangan yang sederhana dan mudah dimengerti oleh masyarakat sebagai pengguna.

Kedua, adalah mengurangi biaya transaksi dengan menghadirkan layanan keuangan digital di tempat tinggal pengguna, termasuk dengan cara difasilitasi agen di lapangan misalnya.

Ketiga, mengurangi barrier of access yang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor geografis tetapi juga faktor pengetahuan dan infrastruktur digital.

Hadi Wenas, Chief Commercial Officer Amartha, menambahkan “Smartphone masuk desa adalah langkah penting berikutnya setelah selama ini Amartha berhasil mengakselerasi upaya peningkatan kesejahteraan pelaku UMKM perempuan di desa lewat modal kerja. Kini saatnya perempuan untuk lebih sejahtera dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pendapatan, mengurangi pengeluaran, serta adanya proteksi jiwa dan kesehatan.”

Baca Juga: Fintech Syariah Mampu Dorong Pengembangan Industri Halal di Indonesia