Find Us On Social Media :

Terbukti Menghasut Massa, Twitter Resmi Tutup Permanen Akun Trump

By Adam Rizal, Sabtu, 9 Januari 2021 | 11:00 WIB

Presiden AS Donald Trump menyebut inisiatif contact tracking Apple-Google bisa melanggar privasi warga AS

Akhirnya, Twitter membekukan akun Twitter Donald Trump (@realDonaldTrump) secara permanen lantaran Twitter melihat adanya unsur pelanggaran dalam twit terbaru yang diunggah oleh Presiden AS ke-45 itu.

Secara spesifik, Trump dinilai telah menghasut massa dan mendukung aksi kerusuhan yang berlangsung di Gedung Capitol, Washington DC. Twit tersebut dianggap melanggar kebijakan aturan yang dibuat Twitter.

"Setelah melakukan peninjauan pada twit terbaru akun @realDonaldTrump dan konteks yang terkandung di dalamnya, kami memutuskan untuk menangguhkan akun tersebut secara permanen," tulis Twitter.

Sebelumnya, Twitter menutup sementara akun Trump selama 12 jam, setelah ia mengunggah tiga twit terkait pendudukan massa pendukung Donald Trump di Gedung Capitol AS, Rabu (6/1/2021).

Twit tersebut dianggap mengandung unsur provokasi, sehingga melanggar kebijakan Integritas Sipil yang dibuat Twitter Setelah mendapat teguran dari Twitter, Trump akhirnya menghapus tiga twit yang dipermasalahkan tersebut, beserta video yang dianggap menghasut kekerasan.

Namun, Trump kembali bisa menggunakan akun Twitternya untuk berkicau. Trump pun mengunggah dua Twit yang lagi-lagi dinilai berpotensi mengandung unsur provokasi.

"Kepada 750.000 patriot Amerika hebat yang telah memilih saya, Amerika yang utama dan buat Amerika berjaya lagi, akan memiliki suara besar di masa depan. Mereka tidak akan dihormati atau diperlakukan tidak adil dengan cara atau bentuk apa pun," tulis Trump.

Tidak lama usai mengunggah twit tersebut, Trump kembali mengunggah postingan berikut. "Bagi yang bertanya-tanya, saya tidak akan menghadiri pelantikan (Presiden baru) pada 20 Januari mendatang," tulis Trump seperti dikutip The Verge.

Langkah pembekuan akun Trump turut diikuti oleh aksi protes oleh karyawan Twitter. Sebanyak 300 karyawan perusahaan mikroblogging yang bermarkas di San Francisco itu menandatangani petisi untuk menangguhkan akun Twitter Trump secara permanen.

Untuk diketahui, selama menjabat sebagai Presiden AS, Donald Trump menggunakan akun Twitter pribadinya, meski telah disediakan akun Twitter resmi Kepresidenan dengan handle @POTUS (President of the United States).