Find Us On Social Media :

Kebijakan Baru WhatsApp, Pengguna Baru Telegram dan Signal Melonjak

By Adam Rizal, Senin, 11 Januari 2021 | 15:00 WIB

Facebook dan Instagram Down Bikin Telegram Kecipratan 3 Juta Pengguna Baru

Pengguna aplikasi pesan instan Telegram dan Signal melonjak dalam beberapa hari terakhir ini, menyusul WhatsApp mengenalkan kebijakan privasi dan persyaratan layanan baru.

Firma riset pasar Sensor Tower melaporkan aplikasi perpesanan Telegram telah diunduh oleh lebih dari 2,2 juta pengguna di platform Android (Play Store) dan iOS (App Store) dalam dua hari pada akhir pekan lalu.

Sementara itu, Signal juga ikut mendapatkan tambahan 100 ribu pengguna baru dalam kurun waktu yang sama.

WhatsApp sendiri mengalami penurunan jumlah unduhan yang signifikan, yakni sebesar 11 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Namun jumlah unduhan tersebut masih tergolong besar, yakni total 10,5 juta unduhan.

Jumlah pengguna baru Telegram dan Signal yang melonjak bersamaan dengan kebijakan privasi dan persyaratan layanan baru WhatsApp.

Para pengguna WhatsApp mendapatkan pemberitahuan tersebut mulai Kamis (7/1/2021), lewat notifikasi yang muncul ketika membuka aplikasi berwarna hijau tersebut.

Dalam notifikasi itu, WhatsApp menyampaikan tiga pembaruan penting, termasuk peraturan yang mewajibkan pengguna menyerahkan data ke Facebook, apabila ingin tetap menggunakan WhatsApp.

Kebijakan WhatsApp itu mendapatkan respons yang beragam. Banyak pengguna WhatsApp yang menyetujui kebijakan baru itu karena masih ingin menggunakan aplikasi pesan instan tersebut dalam jangka waktu yang panjang.

Sebaliknya, sejumlah pihak aktivis privasi mempertanyakan kebijakan yang dikeluarkan WhatsApp, dan menyarankan penggunanya untuk beralih menggunakan aplikasi serupa lainnya, seperti Telegram dan Signal.

Popularitas Signal juga meroket lalu setelah mendapat dukungan dari Elon Musk dan bos Twitter, Jack Dorsey. Elon Musk mengunggah twit yang menyarankan para pengikutnya menggunakan Signal.

Sebelumnya pada 2015, Signal juga pernah "direkomendasikan" oleh whistleblower fenomenal, Edward Snowden.