Nama LG di pasar smartphone mulai tidak terdengar dan tergerus dengan gempuran aneka smartphone asal China.
Padahal, dulu nama smartphone LG cukup disegani dan digemari pengguna karena inovasi teknologinya.
Sayangnya, nasib LG tidak sebagus kompatriotnya Samsung. Namun LG Electronics tidak putus arang menjual smartphonenya.
Persaingan pasar smartphone yang keras telah memakan korban. Kali ini, LG sedang mempertimbangkan bakal keluar bisnis ponsel pada 2021 usai mengalami kerugian sekitar USD 4,5 miliar selama lima tahun ke belakang.
Laporan Business Korea menyebutkan LG sudah memiliki calon pembeli untuk divisi smartphone-nya itu. LG tertarik menjual bisnis smartphone-nya ke perusahaan Vietnam bernama Vingroup.
Vingroup sendiri cukup besar di Vietnam karena menguasai 14 persen dari total kapitalisasi pasar perusahaan yang terdaftar di Vietnam. Vingroup telah berkecimpung di berbagai bisnis, termasuk hotel, real estate, distibusi, kontruksi, mobil dan juga ponsel seperti dikutip Ubergizmo.
Faktanya, Vingroup sebenarnya telah bekerja dengan LG selama beberapa tahun terakhir di bawah kontrak ODM atau sebagai praktik ponselnya. Jadi dengan mengakuisisi divisi ponsel cerdas LG bisa menjadi langkah besar bagi mereka dan juga dapat membantu perusahaan masuk ke pasar Amerika Serikat.
Sayangnya, belum ada informasi resmi yang diumumkan dari LG terkait penawaran yang dilakukan.
Strategi Bertahan
LG Electronics telah mengatur ulang divisi smartphone dengan meningkatkan outsourcing untuk smartphone kelas low-end samapi midrange.
Para analis melihat kebijakan itu dapat memangkas biaya dan bersaing dengan kompetitor asal Cina.
Bisnis telepon seluler LG yang telah beroperasi selama 22 kuartal berturut-turut, telah memaksa LS mengambil langkah dengan menggandeng ODM (Original Design Manufacturer). Artinya, bagian desain dan produksi smartphone akan diserahkan kepada perusahaan lain, kemudian LG akan membubuhkan merek pada produk tersebut.
LG juga akan memfokuskan inovasi R&D dan produksi pada smartphone premium, dengan menyerahkan smartphone kelas low-end dan midrange untuk diproduksi oleh ODM seperti dikutip Reuters.
Meskipun sempat menduduki peringkat ketiga di pasar smartphone global pada kuartal pertama tahun 2013, LG bahkan tidak berada di antara tujuh teratas di kuartal ketiga tahun ini, setelah kalah dari pembuat smartphone dari Cina, seperti Huawei, Xiaomi, OPPO, dan vivo, menurut perusahaan riset pasar Counterpoint.
"Dia tahu dia bersaing dengan pesaing Cina, bukan Apple atau Samsung, dan mencoba menambah nilai untuk model kelas bawah dalam harga, dengan menggunakan ODM yang digunakan perusahaan Cina," ujar analis Counterpoint, Tom Kang.
"Meski LG mengubah strategi produknya, tanpa kemampuan pemasaran, LG tidak bisa menang melawan perusahaan Cina yang pandai dalam hal itu," Kang menambahkan.
LG akan memperluas ODM ke jajaran smartphone kelas midrange, dari semula hanya pada smartphone kelas low-end.