Find Us On Social Media :

Kofax: Automasi Alur Kerja Tertentu Percepat Transformasi Digital

By Cakrawala, Selasa, 26 Januari 2021 | 22:00 WIB

Ilustrasi Kofax

Kofax belum lama ini mengumumkan bagian ketiga dari studinya yang bertajuk "Intelligent Automation Benchmark Study". Berdasarkan studi tersebut, Kofax menemukan bahwa mengautomasi alur kerja bisnis tertentu mempercepat transformasi digital perusahaan. Transformasi digital memang telah menjadi agenda banyak organisasi dan pandemi COVID-19 mengakselerasi transformasi digital tersebut. Namun, perusahaan tentunya harus memilih alur kerja bisnis yang menjadi prioritas untuk diautomasi. Pasalnya, bujet TI tentunya terbatas. Temuan Kofax itu pun bisa membantu.

“Perusahaan yang ingin tetap relevan dan kompetitif di era ekonomi digital gencar berinvestasi pada platform automasi kode rendah untuk mentransformasi operasional internal dan interaksi dengan pelanggan secara digital,” sebut Chris Huff (Chief Strategy Officer Kofax). “Industri yang sukses akan memanfaatkan automasi dengan berfokus pada hasil dan pengalaman yang mampu menambah kapasitas perusahaan, mendorong efisiensi operasional, memberdayakan karyawan, dan meningkatkan pengalaman pelanggan,” tambahnya.

Adapun temuan Kofax tersebut antara lain adalah mengautomasi alur kerja bisnis yang melibatkan document intelligence, process orchestration, dan connected system terbukti bisa memberikan hasil terbaik; bisa memberikan pengembalian investasi alias return on investment yang paling baik.

Dari 900 entitas yang menjadi responden pada studi Kofax terbaru ini, 61% menyebutkan bahwa RPA (robotic process automation) merupakan contoh penggunaan teknologi automasi yang dipilih ketika diminta untuk memberikan ranking. Selain RPA, sebanyak 43% responden memilih AI (artificial intelligence) dan sebanyak 40% responden memilih DPA (digital process automation). Yang diambil tentunya bukan hanya pilihan teratas/pertama.

Sementara, untuk process orchestration, para responden menginginkan yang memiliki kemampuan untuk memitigasi gangguan proses automasi akibat perubahan pada sistem dan aplikasi terkoneksi yang mendasarinya; memusatkan analitik terkait produktivitas tenaga kerja digital dan seluruh teknologi automasi yang digunakan, termasuk pemanfaatannya dalam perusahaan; serta mengorkestrasi solusi dari berbagai vendor secara terpusat. Banyaknya responden yang memilih masing-masing kemampuan adalah 35%, 28%, serta 20%.

Adapun untuk connected system, sejumlah 61% responden menginginkan vendor automasi yang memiliki ekosistem yang kuat termasuk marketplace dan/atau komunitas. Selain itu, sebanyak 54% responden lebih memilih platform automasi dengan solusi pelengkap yang sudah terintegrasi satu sama lain dan/atau dengan solusi eksternal.