Dalam rangka mengakselerasi digitalisasi di dunia pendidikan, Huawei Indonesia menyediakan 1000 akun Huawei Cloud E-Learning Service untuk kuliah daring bagi 500 perguruan tinggi Indonesia.
Hal itu disampaikan Huawei Indonesia di acara webinar "Akselerasi Transformasi Digital Pendidikan Indonesia" yang digelar bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen DIKTI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) via kanal YouTube Ditjen DIKTI minggu lalu dan dihadiri oleh lebih dari 1000 peserta.
Dirjen DIKTI Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D, mengapresiasi Huawei Indonesia atas komitmen serta kontribusi nyata dan berkelanjutan dalam mendukung transformasi pendidikan digital.
“Diharapkan hubungan kerja sama dengan Huawei ini dapat terus berlanjut dalam mewujudkan akselerasi transformasi pendidikan digital, serta dapat bermanfaat bagi segala pihak,” ujar Nizam lagi.
Serangan pandemi Covid-19 ternyata tidak hanya mengakselerasi transformasi digital di lingkungan bisnis tapi juga di dunia pendidikan. Teknologi menjadi solusi saat proses pembelajaran harus dilakukan secara jarak jauh.
Kemdikbud sendiri sejak tahun 2000 terus berusaha mewujudkan transformasi pendidikan digital. Namun diakui Kemdikbud, perjalanan digitalisasi itu berlangsung secara perlahan karena masih minimnya kesadaran akan pentingnya penggunaan teknologi digital dalam kurikulum.
“Pandemi Covid-19 menjadi batu lompatan yang membawa pada akselerasi pendidikan digital yang sangat diharapkan. Kehadiran teknologi digital yang sudah lama, Kemdikbud terus berupaya sejak tahun 2000 untuk mewujudkan transformasi pendidikan digital, perlu disadari transformasi pendidikan digital hadir bukan untuk menggantikan proses belajar tatap muka, namun melengkapi serta memperkuat,” kata Nizam.
Eksistensi teknologi digital saat ini serta banyaknya bermunculan generasi dengan talenta digital menjadikan literasi digital sebagai kebutuhan insan pendidikan tinggi. Indonesia memiliki potensi untuk melahirkan talenta di bidang teknologi. Besar harapannya talenta-talenta ini dapat melahirkan unicorn baru serta turut andil memperkuat ekonomi Indonesia mewujudkan abad Asia.
“Memahami pentingnya pendidikan sebagai pondasi kemajuan masa depan, berkolaborasi dengan pemerintah, akademia dan komunitas, kami akan terus melakukan alih pengetahuan dan teknologi sebagai wujud dari komitmen berkelanjutan kami untuk Indonesia. Terima kasih atas kerjasama dengan DIKTI yang terus dilakukan. Kerja sama ini selaras dengan komitmen Huawei Indonesia untuk tetap memberikan yang terbaik bagi kemajuan bangsa dan negeri ini,” ucap Jason Zhang, President Huawei Cloud & AI Indonesia Business Development, mengapresiasi Ditjen DIKTI Kemdikbud atas kerjasama yang dilakukan dalam bersama-sama mewujudkan akselerasi pendidikan.
Webinar hasil kerja sama Ditjen DIKTI Kemdikbud dan Huawei Indonesia ini dilanjutkan dengan sesi diskusi panel yang menghadirkan beberapa pembicara antara lain Prof. Richardus Eko Indrajit dari Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Ilmu Komputer (APTIKOM), pakar teknologi pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta Uwes Anis Chaeruman, Marketing & Senior Product Manager Huawei Indonesia Ivan Raditya Tanumiharja, dan Dosen Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang, Dr.ret.nat Adi Nur Cahyono S.Pd., M.Pd.
Sementara itu, pemrakarsa APTIKOM sekaligus pakar TIK terkemuka Indonesia, Prof. Richardus Eko Indrajit menanggapi penyediaan Huawei Cloud Meeting E-Learning sebagai salah satu solusi efektif untuk mendukung pemerataan pemanfaatan solusi TIK berkualitas di dunia pendidikan tinggi Indonesia.
“Belum semua perguruan tinggi di Indonesia didukung oleh infrastruktur yang memadai, termasuk untuk mendukung tatap-muka jarak jauh secara daring. Dukungan Cloud E-Learning Service dari Huawei Indonesia untuk 500 perguruan tinggi di tanah air memiliki makna yang sangat fundamental mengingat tatap-muka secara daring antara dosen dan mahasiswa merupakan aktivitas perkuliahan yang paling disarankan saat ini khususnya dalam mengantisipasi pandemi. Kontribusi Huawei Indonesia patut untuk diapreasiasi.”
“Terima kasih kepada Huawei Indonesia. Dukungan platform tatap-muka perkuliahan jarak jauh, Huawei Cloud E-Learning Service, selama dua tahun akan sangat bermanfaat bagi perguruan tinggi di antero penjuru tanah air. Selain akan makin menguatkan cara belajar-mengajar baru yang adaptif terhadap dinamika era digital, juga bisa menjadi solusi agar aktivitas pendidikan yang saat ini terdisrupsi karena pandemi akan tetap dapat terus berlangsung,” kata Dosen Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang Dr.ret.nat Adi Nur Cahyono S.Pd., M.Pd.
Dari data DIKTI diketahui dari sebanyak 4.700 kampus yang ada, hanya sekitar 200 kampus yang memiliki Learning Management System (LMS). Berarti 4.500 lainnya tidak siap dengan LMS. Namun Ditjen DIKTI juga sudah menyiapkan Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) berikut 3000 modul pembelajaran daring. Kampus yang belum siap dengan modul pembelajaran daring dapat mengakses laman SPADA sebagai platform untuk berbagi modul pembelajaran dan LSM.