Pemerintahan Joe Biden menegaskan Huawei sebagai 'vendor teknologi yang tidak bisa dipercaya' yang mengancam keamanan nasional AS. Pemerintah AS akan terus melindungi perusahaan telekomunikasi AS supaya tidak menggunakan komponen atau peralatan dari Huawei.
"Peralatan telekomunikasi yang dibuat oleh vendor yang tidak tepercaya termasuk Huawei, merupakan ancaman bagi keamanan AS dan sekutu kami,” kata Jen Psaki, (Juru Bicara Gedung Putih).
Hal itu mensyaratkan Huawei belum akan terbebas dari entity list yang menjeratnya, setidaknya dalam waktu dekat ini.
Sebelumnya, Presiden AS ke-45 Donald Trump memasukkan Huawei dan afiliasinya ke dalam entity list AS sehingga tidak bisa menjual produknya serta membeli komponen dari perusahaan asal AS.
Pemerintahan Trump menduga Huawei melakukan mata-mata terhadap AS melalui perangkatnya dan membahayakan keamanan nasional. "Pemerintah akan memastikan perusahaan telekomunikasi AS hanya akan melakukan investasi dan memperluas produksi perangkatnya dari vendor-vendor sekutu dan tepercaya," kata Psaki.
Baik pihak Huawei maupun Kedutaan Besar China di Washington belum merespons sikap terbaru dari pemerintahan Biden ini, sebagaimana dikutip Reutes.
"Jadi sekali lagi, kami akan melakukan peninjauan lebih lanjut terkait permasalahan ini. Kami ingin melihatnya dengan cermat dan kami berkomitmen untuk memastikan data dan teknologi AS sudah benar-benar terlindungi," kata Psaki.
Biden masih menyebutkan Huawei sebagai "vendor tidak terpercaya" yang menjadi ancaman nasional, sama seperti Trump. Selain Huawei, AS juga turut memasukkan produsen drone DJI dan ZTE ke dalam entity list.
AS juga memblokir berbagai aplikasi asal China, termasuk AliPay, WeChat Pay, SHAREit, dan sebagainya. Vendor smartphone raksasa Xiaomi juga diketahui dimasukkan ke dalam daftar hitam investor AS.