Find Us On Social Media :

Di 2021, Kesadaran Privasi Naik, Ada Konflik Kepentingan 3 Pihak Ini

By Liana Threestayanti, Rabu, 3 Februari 2021 | 22:15 WIB

Ilustrasi data privacy (privasi data).

Perubahan besar di tahun 2020 telah menimbulkan perubahan pula pada pemahaman privasi. Ini kata pakar dari Kaspersky

Tahun 2020 memperlihatkan betapa  pentingnya infrastruktur yang terhubung (connected) dan layanan digital bagi fungsi masyarakat sehari-hari. Kesadaran ini  menyebabkan pergeseran sikap terhadap privasi dan cara pandang masyarakat, organisasi, dan pemerintah. 

Di antara tantangan yang muncul adalah munculnya kepentingan yang berlawanan dari berbagai pihak. Vendor akan mulai mengumpulkan beragam data yang semakin bervariasi pula pemanfaatannya. Pemerintah akan merespons dengan berbagai regulasi baru. Pengguna mulai melihat privasi sebagai proposisi nilai yang bersedia mereka bayar.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap perubahan dan tren sepanjang tahun 2020, para pakar privasi Kaspersky sampai pada beberapa prediksi. Menurut para peneliti, "perselisihan" besar antara berbagai pemangku kepentingan seputar privasi dan pengumpulan data mengerucut pada kesimpulan yang berupa kecenderungan sebagai berikut:

  1. Privasi konsumen akan menjadi sebuah proposisi nilai, dan dalam banyak kasus, membutuhkan biaya. Pengumpulan data meningkat selama pandemi. Gejolak politik menyebar dan berkembang ke platform digital. Dua hal ini telah menjadi satu dan meningkatkan kesadaran publik tentang pengumpulan data tanpa batas. Karena semakin banyak pengguna yang ingin menjaga privasi mereka, organisasi merespons dengan menawarkan produk yang berfokus pada privasi sehingga jumlah dan keragamannya akan terus bertambah.
  2. Vendor perangkat kesehatan pintar akan mengumpulkan beragam data dengan penggunaan yang juga kian bervariasi. Data yang dikumpulkan oleh fitness tracker, pemantau tekanan darah, dan perangkat lain akan memberikan insight yang sangat berharga sehingga banyak digunakan dalam kasus pengadilan. Para pemasar dan perusahaan asuransi juga merasakan manfaat dari insight tersebut. Saat kesehatan menjadi perhatian publik, permintaan akan data semacam itu diprediksi akan terus berkembang.
  3. Pemerintah akan semakin menaruh perhatian pada perusahaan teknologi pemilik data dan akan lebih aktif dalam membuat regulasi. Memiliki akses ke data pengguna membuka banyak sekali peluang. Misalnya untuk memerangi kekerasan pada anak, meningkatkan efisiensi lalu lintas kota, atau menyelesaikan perselisihan. Namun, karena sebagian besar organisasi swasta menolak berbagi data, pemerintah akan merespons dengan lebih banyak mengeluarkan aturan yang menghalangi privasi online. Dan perdebatan paling sengit adalah seputar teknologi untuk menjaga privasi, seperti enkripsi end-to-end, DNS-over-HTTPS, dan mata uang kripto.
  4. Perusahaan data akan menemukan sumber data yang semakin kreatif, dan terkadang semakin mengganggu, demi mendorong mesin analisis perilaku. Analisis perilaku berbasis data adalah "permainan" yang berbahaya. Kesalahan (analisis) dapat merugikan seseorang, padahal kualitas sebenarnya dari sistem ini seringkali menjadi rahasia dagang. Namun organisasi akan terus mencari cara-cara yang lebih kreatif untuk membuat profil pengguna berdasarkan preferensinya.
  5. Komputasi oleh banyak pihak, differential privacy, dan federated learning akan semakin banyak diadopsi, demikian pula dengan edge computing. Saat perusahaan semakin menyadari data yang mereka butuhkan, dan konsumen menolak pengumpulan data yang tidak terkontrol, alat privasi yang lebih canggih bermunculan dan makin banyak diadopsi. Sementara perusahaan teknologi berskala besar menjamin standar privasi baru yang lebih ketat. Perangkat keras yang lebih canggih akan bermunculan, memungkinkan para pengembang untuk membuat alat pemrosesan data tingkat lanjut, sehingga dapat mengurangi jumlah data yang dibagikan oleh pengguna kepada organisasi.

Pakar Privasi Kaspersky, Vladislav Tushkanov mengatakan bahwa tahun lalu, banyak pengguna yang untuk pertama kalinya menyadari seberapa besar informasi yang telah mereka bagikan dan akibatnya. Dengan kesadaran yang lebih tinggi, pemahaman tentang hak privasi dan cara menerapkannya juga menjadi lebih baik.

"Akibatnya, privasi telah menjadi topik panas di persimpangan antara kepentingan pemerintah, perusahaan dan pribadi, yang memunculkan banyak tren yang berbeda, bahkan bertentangan, dalam cara data tersebut dikumpulkan dan cara privasi dijaga, atau, justru sebaliknya, bagaimana privasi dilanggar. Saya berharap tahun ini dan tahun-tahun mendatang kita dapat menemukan keseimbangan antara penggunaan data oleh pemerintah dan bisnis, dan menghormati hak privasi," ia berharap.

Vladislav Tushkanov menegaskan, walau konsumen tidak memiliki kendali penuh terhadap data miliknya, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk memperoleh kembali sebagian dari kendali dan privasi atas data pribadi konsumen.  

InfoKomputer secara rutin menyelenggarakan kelas online secara gratis untuk membantu meningkatkan kemampuan IT professional di Indonesia. Jika Anda tertarik, silakan daftar di sini.