Produsen mobil listrik Tesla menyatakan telah membeli bitcoin dengan nilai US$1,5 miliar atau sekitar Rp.21 triliun. Fakta itu terungkap dari SEC Filing, sebuah dokumen resmi yang diserahkan Tesla sebagai perusahaan publik kepada otoritas terkait.
“Pada Januari 2021, Tesla telah memperbarui kebijakan investasi yang memberikan fleksibilitas untuk melakukan diversifikasi dan memaksimalkan nilai aset yang kami miliki,” tulis Tesla dalam dokumen tersebut. Tesla juga menyebut, aset berupa bitcoin ini akan menjadi bentuk investasi jangka panjangnya.
Yang tak kalah penting, dokumen ini juga menyebut Tesla akan menerima pembayaran dalam bentuk bitcoin dalam waktu dekat, jika regulasi memberi ruang akan itu.
Kepercayaan Tesla kepada bitcoin tentu saja tidak lepas dari sang pemimpin, Elon Musk. Dalam beberapa minggu terakhir, Elon Musk menunjukkan dukungannya kepada mata uang digital. Sekitar 10 hari lalu, Elon mengganti bio Twitter-nya menjadi #bitcoin meski tak lama kemudian diganti lagi. Dalam sebuah acara, Elon juga menyebut penggunaan mata uang digital akan semakin diterima pasar di masa depan.
Ketertarikan Elon terhadap bitcoin bahkan bisa ditelusuri di akhir Desember 2020 lalu, ketika ia bertanya kepada salah seorang pengusaha AS, Michael Saylor. Kala itu, Saylor baru saja membeli bitcoin sebanyak US$1,3 miliar.
Untuk memberi konteks, dokumen SEC Filing Tesla tidak cuma menyebut bitcoin. Tesla juga akan melakukan diversifikasi aset ke kepingan emas dan juga mata uang digital lainnya. Jadi, pembelian bitcoin ini bisa jadi hanya sekadar menyebar aset ke berbagai bentuk. Dalam dokumen SEC Filing tersebut, Tesla tersebut juga menyadari investasi ke bitcoin ini memiliki risiko yang tinggi.
Namun keputusan Tesla itu tentu saja menjadi berita menghebohkan di dunia bitcoin. Hal ini terlihat dari melejitnya nilai bitcoin menjadi US$43 ribu per keping, atau tertinggi sepanjang sejarah.