Lazada Indonesia baru-baru ini memaparkan hasil studinya tentang percepatan ekonomi digital dan e-commerce. Studi tersebut menemukan bahwa 87% UMKM di Indonesia belum terdigitalisasi, dan lebih dari separuh UMKM ini merasa logistik menjadi salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan usaha mereka.
Situasi pandemi saat ini telah mengubah perilaku konsumen dan meningkatkan transaksi penjualan berbasis digital. Menurut laporan e-Conomy SEA 2020 dari Google, Temasek, Bain & Company 2020, nilai ekonomi digital di Indonesia di tahun 2020 lalu mencapai US$44 miliar..
Laporan e-Conomy SEA 2020 juga menegaskan bahwa eCommerce memegang peranan penting dalam percepatan terbentuknya perekonomian digital. Dinyatakan bahwa ada enam faktor pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital terpadu, dan logistik merupakan salah satu penyokong terpenting untuk merealisasikan nilai ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan akan mencapai US$124 miliar di tahun 2025..
Sementara itu, studi Lazada Indonesia yang berjudul “Percepatan Ekonomi Digital Indonesia melalui eCommerce” juga mengungkapkan bahwa 92% dari UMKM Indonesia yang telah terdigitalisasi dan menggunakan platform e-commerce sepakat e-commerce sangat membantu kebutuhan logistik mereka.
“Misi Lazada adalah untuk mempercepat kemajuan ekonomi di Asia Tenggara melalui commerce dan teknologi. Hasil studi ini membantu kami memahami dukungan apa yang dapat kami lakukan untuk mendorong bisnis, khususnya UMKM, bertransformasi menuju penerapan ekonomi digital melalui dukungan teknologi canggih seperti solusi logistik yang holistik, pemberdayaan data, serta ekosistem eCommerce yang kami miliki,” jelas Monika Rudijono, Chief Marketing Officer Lazada Indonesia.
Saat ini, kemudahan akses digital pada e-commerce baru dinikmati 13% UMKM di Indonesia. Selain merasakan sistem logistik yang efektif, 94% dari UMKM yang telah terdigitalisasi ini juga merasakan manfaat program marketing dari e-commerce. Kemudahan bisnis melalui e-commerce juga dirasakan dari sisi teknologi, inovasi produk, akses pendanaan, infrastruktur dan kapabilitas SDM, hingga manajemen pelanggan dan akses pasar.
Solusi logistik Lazada untuk UMKM di Indonesia
Lazada mengklaim dirinya sebagai e-commerce yang memiliki ekosistem logistik berbasis teknologi yang terbesar dan terinovatif di Asia Tenggara. Didukung infrastruktur teknologi Alibaba, ekosistem logistik milik Lazada Indonesia terus berkembang dan sejak 2019 lalu, telah terintegrasi sepenuhnya dalam ekosistem e-commerce di Lazada.
Solusi logistik end-to-end Lazada memastikan proses logistik yang ramping. Solusi ini juga menawarkan konsep Fulfilment by Lazada, di mana para pemilik brand dan para sellers dapat menitipkan barangnya di warehouse Lazada untuk memastikan waktu pengiriman yang tepat waktu.
Salah satu pemilik toko di Lazada, Fitria, menceritakan bahwa ia kini mampu melayani hingga lebih dari seribu pesanan setiap harinya tanpa ia harus kewalahan mengelola proses pengiriman. Sebelumnya, begitu bergabung di Lazada, pemilik toko Juara Snack ini menerima pelatihan intensif dari tim Lazada mengenai strategi pengembangan bisnis digital, termasuk mengenai peranan sistem logistik yang bisa dioptimalkan oleh tokonya.
“Teknologi di sistem logistik kami juga memungkinkan bisnis untuk memprediksi dan menganalisis permintaan dan suplai atas produk mereka di periode waktu tertentu sehingga memudahkan mereka untuk melakukan perencanaan bisnis. Selain itu, jaringan regional kami juga memungkinkan bisnis yang sudah siap melakukan ekspansi ke negara lain melalui solusi cross-border kami. Kami berharap sistem logistik kami ini mampu menjadi salah satu solusi dari isu umum di industri eCommerce dan bisa berkontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia,” jelas Country Chief Logistics Officer, Lazada Indonesia, Philippe Auberger.
Lazada sendiri juga baru-baru ini menerima penghargaan WCO Certificate of Merit 2021 dari World Customs Organization (WCO) yang diberikan atas rekomendasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan Republik Indonesia sebagai platform eCommerce pertama di Indonesia yang menggunakan skema “Delivery Duty Paid” untuk penyelesaian kepabeanan atas impor barang kiriman eCommerce. Melalui skema ini, Lazada mampu menyelesaikan proses customs clearance secara lebih efisien, dalam hal waktu dan biaya.