Saat ini internet sudah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari orang Indonesia, tak terkecuali anak-anak yang berada di usia sekolah.
Putri Alam (Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Google Indonesia) mengakui penggunaan internet di kalangan anak-anak juga meningkat selama masa pandemi ini. Hal ini mengingat internet menjadi alat utama yang digunakan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh.
"Peningkatan penggunaan internet ini juga membawa kekhawatiran baru, terutama bagi orang tua," kata Putri dalam acara webinar yang disiarkan secara daring melalui kanal Youtube Google Indonesia.
Tiga Kekhawatiran
Google mengatakan sebenarnya orangtua di Indonesia khawatir dengan aktivitas anak-anaknya di Internet. Kesimpulannya, 42 persen orangtua mengaku memiliki kekhawatiran terbesar terkait aktivitas anak-anak mereka di ruang maya. Secara garis besar, kekhawatiran itu bisa dikategorikan dalam tiga hal.
Pertama, terkait keamanan informasi anak. Masalah umum yang ditemukan ialah soal penipuan dan peretasan. Kedua ialah soal interaksi anak-anak dengan orang tidak dikenal di internet. Putri mengatakan anak-anak kerap menerima perhatian yang tidak semestinya dari orang tidak dikenal di ruang maya.
"Orangtua sekarang kahwatir dan ingin tahu dengan siapa anak-anak mereka berinteraksi," lanjut Putri.
Kekhawatiran terbesar orang tua yang ketiga adalah terkait konten yang dikonsumsi oleh anak-anak.
Putri mengungkapkan, orangtua khawatir apakah anak-anak mereka melihat konten-konten yang tidak pantas di internet dan tidak sesuai umur mereka.
Fitur Kawal Anak Berinternet
Google sendiri, memahami kekhawatiran para orangtua tersebut. Google memiliki beberapa alat dan fitur yang bisa dimanfaatkan orangtua, untuk menjaga keamanan anak-anak mereka ketika mengakses ruang maya. Family Link adalah salah satu aplikasi yang bisa digunakan para orangtua, untuk mengawal anak-anak mereka dalam mengakses internet secara aman dan kondusif.
"Aplikasi ini memungkinkan orangtua untuk memantau waktu pemakaian perangkat, mengatur waktu tidur, atau menetapkan batas penggunaan harian perangkat anak," katanya.
Family Link juga memungkinkan orang tua untuk mengelola aplikasi yang ada pada perangkat anak dengan memberikan batas waktu per aplikasi, filter konten, hingga menyembunyikan aplikasi atau memblokir situs tertentu.
"Selain itu, orangtua juga bisa memanfaatkan filter safe search pada Google Search dan mode terbatas pada Youtube," lanjutnya.
Fitur tersebut bisa dimanfaatkan untuk membantu menyaring konten tidak pantas dari hasil pencarian. Orang tua dapat mengaktifkan fitur ini untuk akun anak yang diawasi melalui aplikasi Family Link, untuk mengontrol konten yang dapat dilihat anak.
"Produk-produk Google didesain untuk melindungi informasi Anda dan anak-anak Anda dengan teknologi keamanan terdepan. Produk-produk ini juga memberikan Anda kendali terhadap kemanan anak-anak Anda," ungkap Putri.
Putri mengatakan aplikasi dan fitur yang disediakan Google bisa saja membantu mengawasi aktivitas online anak. Namun, upaya orangtua tidak boleh berhenti sampai di situ. Orangtua bisa menggunakan berbagai pendekatan lain untuk menumbuhkan kebiasaan digital yang sehat dan baik pada keluarga.
Salah upaya untuk menciptakan kebiasaan digital yang baik adalah dengan komunikasi yang terbuka pada anak. Orangtua perlu memberikan penjelasan dan pemahaman kepada anak-anaknya tentang aturan dasar di ruang maya.
Orangtua bisa mengajarkannya dengan program yang dibuat Google, yakni Tangkas Berinternet. Di program ini, orangtua bersama anaknya dapat mempelajari lima prinsip tangkas berinternet.
Adapun prinsip tersebut termasuk cerdas beinternet, cermat berinternet, tangguh berinternet, bijak berinternet, dan berani berinternet.
Orangtua dan anak-anak mereka bisa langsung mengunjungi situs tangkas berinternet di tautan berikut. Selain mendapatkan penjelasan, ornagtua dan anak juga bisa mengunduh kurikulum tangkas berinternet dan memainkan game informatif seputar tangkas berinternet.