Pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Joe Biden akan menggodok kebijakan baru seputar larangan ekspor produk teknologi AS ke China.
Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat senior pemerintah AS, beberapa saat sebelum Biden melakukan panggilan telepon kepada Presiden China, Xi Jinping untuk pertama kalinya sebagai Presiden AS, pekan lalu.
Pemerintah AS bakal melarang beragam produk teknologi buatan perusahaan AS yang masuk dalam kategori "sensitif" supaya tidak dimanfaatkan oleh China untuk berbagai kepentingan, terutama militer.
"Kami perlu menegaskan bahwa kami tidak akan memasok teknologi yang sangat sensitif yang dapat memajukan kemampuan militer China," kata seorang pejabat senior pemerintah yang tidak disebutkan namanya kepada Reuters.
Tidak dijelaskan secara detail, produk teknologi yang masuk dalam kategori sensitif. Selain kebijakan larangan ekspor, pemerintahan AS juga belum berencana mencabut kebijakan tarif pajak impor, yang sempat digelontorkan oleh presiden AS sebelumnya, Donald Trump.
Hal itu dikarenakan pemerintah Biden ingin mengulas kebijakan tersebut secara intensif terlebih dahulu, sebelum nantinya menjadi keputusan yang absolut.
"Kami masih menetapkan tarif-tarif pajak tersebut sembari mengulas kebijakan ini secara intensif. Sebab, kami tidak ingin gegabah dalam memutuskan sesuatu," tutur pejabat senior AS itu seperti dikutip Reuters.
Dengan kata lain, suasana perang dagang antara AS dan China saat ini masih panas seperti kondisi pada saat pemerintahan Trump.
"Kritik terbesar Presiden Biden atas pemerintahan Trump sebenarnya bukan seputar mereka bersikap keras terhadap China, melainkan strategi untuk menetapkan segala kebijakan perdagangan atas nama Trump sendiri," imbuh pejabat AS tersebut.