Google kembali mengumumkan daftar pencarian terpopuler di Indonesia sepanjang 2020 yang terangkum dalam laporan Year in Search 2020. Hasilnya, ada banyak kata kunci baru yang muncul dan menjadi tren.
Head of Large Customer Marketing Google Indonesia, Muriel Makarim mengatakan tahun 2020 menjadi periode yang menantang bagi sejumlah industri karena Google dituntut untuk dapat beradaptasi dengan perubahan kebiasaan baru atau akrab diistilahkan dengan new normal.
"Banyak ketidakpastian terutama karena ada pandemi dan perubahan yang sangat drastis, sehingga banyak tren-tren baru yang mungkin kita tidak pernah lihat di tahun 2019 dan 2018," kata Muriel dalam sesi conference call.
"Laporan ini juga memberikan insight mengenai tren yang tidak kami lihat dua tahun lalu ketika mulai menerbitkan laporan Year in Search untuk Brand," lanjut Muriel.
Laporan itu didasarkan pada data Google Trends, eConomy 2020, dan Think With Google, yang memperlihatkan sejumlah tren umum yang muncul sejak November 2019 hingga Oktober 2020.
Ada delapan kata kunci (keyword) baru yang muncul sejak masa pandemi berlangsung, di antaranya yaitu:
"Swab Test" "Antigen" "Rapid Test" "Serology Test" "Cara cuci tangan dengan benar" "Cara membuat sanitizer" "Reusable Mask" "Maskne"
Selain itu, Google juga memaparkan lima tren utama mengenai daftar pencarian populer di Indonesia selama periode tersebut. Laporan tersebut menggambarkan tren yang mengalami peningkatan berkelanjutan sepanjang tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, khususnya dari segi ketertarikan orang Indonesia akan hal-hal baru.
1. Individual Matters
Menurut hasil riset Google, orang Indonesia terus mencari cara untuk meningkatkan kualitas hidupnya selama pandemi berlangsung. Salah satu hal yang dilakukan yaitu lebih memprioritaskan kesehatan mental dan mulai menggunakan internet untuk mengedukasi diri mereka terkait sejumlah isu. Penelusuran dengan kata kunci "kesehatan mental" dilaporkan naik 70 persen dan "self-care" meningkat hingga 45 persen.
"Mereka cenderung memikirkan kualitas hidup mereka, baik kesehatan fisik atau mental. Keadaan pandemi sekarang juga membuat orang Indonesia ingin mempelajari masalah ini dan mungkin mencari solusi" ujar Muriel.
"Kesadaran soal isu-isu sosial juga mulai dicari tahu. Misalnya keyword "rasisme adalah" itu meningkat 40 persen," lanjutnya.
Isu yang ditelusuri mengenai kesetaraan gender pun meningkat. Berdasarkan data Google, kata kunci "gender equality" meningkat 25 persen.
2. Higher Purpose
Google mengatakan bahwa di tahun 2020, orang Indonesia mencari berbagai macam cara untuk bisa membantu masyarakat di sekitarnya dan juga lingkungan. Hal ini diikuti dengan kenaikan jumlah penelusuran kata "menyumbangkan" sebesar 150 persen.
Beberapa di antaranya juga mengapresiasi para tenaga medis yang saat ini menjadi garda terdepan dalam menghadapi Covid-19. Ada tiga kata kunci yang sering dipakai seperti "apresiasi untuk tenaga medis", "puisi untuk tenaga medis", dan "lagu untuk tenaga medis".
"Jadi tenaga medis seolah dianggap sebagai pahlawan untuk sekarang ini, karena mereka membantu orang-orang sakit. Jadi orang Indonesia ingin memberikan apresiasi untuk mereka," tutur Muriel.
"Kita juga liat orang Indonesia ingin support ekonomi, kata "buatan Indonesia" di sini meningkat sampai 95 persen," ungkap Muriel.
3. Whole Selves
Seperti kita ketahui, pandemi telah mengaburkan garis pembatas kehidupan di kantor dan di rumah, sehingga membuat orang Indonesia harus bekerja sekaligus berperan sebagai orang tua di rumah.
"Dengan adanya pandemi ini, batas antara kehidupan kantor, rumah, dan sekolah menyatu. Kalo dulu bisa kita pisahkan, kini orang Indonesia mulai membiasakan diri untuk memegang beberapa peranan di satu waktu," jelas Muriel.
Melihat situasi tersebut, penelusuran mengenai "kegiatan anak di rumah" naik drastis hingga 330 persen dan "e-learning" naik mencapai 180 persen. "Orang-orang juga mulai mencari ke Google Search untuk mempermudah kehidupannya dan cari solusi supaya anak mereka sibuk sama kegiatannya," ujar Muriel.
4. Sweet Relief
Dengan keterbatasan pilihan hiburan sejak pandemi berlangsung, orang Indonesia mencari cara lain untuk relaksasi dan menikmati waktu mereka sebaik mungkin selama berada di dalam rumah.
"Pilihan untuk liburan pas pandemi ini jadi terbatas. Orang Indonesia sekarang lebih rajin cari cara untuk santai walaupun di rumah. Mereka cari tuh, apa yang bisa mereka lakukan," kata Muriel.
Hal ini terlihat dari tingginya angka penelusuran untuk kata kunci "tanaman rumah" sebesar 120 persen dan "hewan peliharaan" yang juga ikut naik mencapai 95 persen. Adapun aktivitas lain yang mulai populer selama pandemi yaitu mendengarkan podcast dan memiliki hewan peliharaan baru di rumah. Menurut Google, kata kunci "podcast" meningkat hingga 170 persen dan penelusuran mengenai "ikan cupang" juga naik mencapai 110 persen.
5. Future Proofing
Pandemi dikatakan Google menjadi momentum orang Indonesia untuk mempersiapkan masa depan. Hal ini terlihat dari kenaikan penelusuran kata "daftar usaha" sebesar 200 persen dan "digital marketing" mencapai 35 persen.
Pasalnya, pandemi Covid-19 telah memengaruhi sejumlah pola perilaku konsumen atau masyarakat. Oleh karena itu, agar bisnis dapat bertahan dalam terjangan badai krisis pandemi, dibutuhkan fleksibilitas serta adaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
Salah satu caranya yaitu dengan pendekatan digital dan penyusunan strategi baru agar lebih mudah menjangkau konsumen. Penelusuran kata kunci "cara membuat aplikasi" juga meningkat hingga 20 persen.
Dengan berkurangnya aktivitas jual beli berbagai kebutuhan di toko fisik atau offline, banyak orang mulai beralih ke platform e-commerce untuk melakukan transaksi. Hal ini menjadi faktor utama peningkatan penggunaan aplikasi belanja online secara signifikan.
"Semua perubahan ini membuat konsumen beralih ke platform digital untuk menemukan jawaban dan informasi, guna membantu mereka melewati situasi yang baru pertama kali terjadi ini," tutur Muriel.
Laporan ini juga menunjukkan bahwa sejumlah sektor ikut mengalami perubahan selama periode satu tahun. Perawatan Kecantikan dan Tubuh Seiring adaptasi rutinitas kecantikan di masa new normal, hal yang dicari pengguna di internet juga ikut berkembang.
Penelusuran "cara mewarnai rambut sendiri" naik 95 persen dan "cara menghilangkan gigi hitam" naik 30 persen.
Keuangan
Makin banyak orang Indonesia yang meningkatkan pengetahuannya di bidang keuangan untuk mempersiapkan masa depan. Penelusuran terkait "reksadana" naik 210 persen, "tips menabung" naik 140 persen, "dana darurat" naik 140%, dan “beli emas online” naik 85%.
Makanan dan Minuman
Pandemi telah membuat konsumen untuk tetap di rumah saja dan memesan makanan atau minuman dari rumah. Penelusuran "pesan antar" naik 35 persen.
Media dan Hiburan
Di masa pandemi, makin banyak konsumen yang kini beralih ke internet untuk mencari informasi dan hiburan. Penelusuran "gaming" dilaporkan naik 210 persen, "olahraga" naik 200 persen, dan "musik" naik 240 persen.
Belanja Orang Indonesia menghindari pergi ke supermarket dan lebih memilih untuk belanja secara online. Penelusuran untuk "produk segar" naik 90 persen, "deterjen" naik 26 persen, dan "ergonomis" naik 155 persen.
Teknologi Orang-orang semakin mengandalkan teknologi untuk menangani berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Penelusuran untuk "robot vacuum" naik 80 persen, "webcam" naik 40 persen, dan "air purifier" naik 45 persen.
Transportasi dan Pariwisata
Kini, masyarakat rata-rata hanya bisa bepergian ke tempat wisata yang dekat dari rumah. Oleh karena itu, penelusuran mengenai "tiket wahana terdekat" naik 90 persen. Di sisi lain, proses pembelian dan perawatan kendaraan bermotor juga berpindah ke ranah online.
Penelusuran kata "motor bekas" naik 11 persen dan "perpanjang SIM" naik 25 persen. Muriel juga menambahkan, pihak brand perlu mempelajari dan memahami insight terkait perilaku konsumen saat mereka merencanakan strategi dan campaign perusahaan yang sejalan dengan situasi yang terjadi saat ini.
"Kami harap, laporan terbaru ini dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh banyak brand di Indonesia untuk membangun kembali bisnis mereka di tahun 2021," pungkas Muriel.