Perusahaan keamanan siber Kaspersky mencatat adanya pergeseran target kejahatan siber selama masa pandemi COVID-19 berlangsung.
Target yang tadinya berfokus menyerang ponsel cerdas dan perangkat pribadi, kini menargetkan sistem kontrol industri (ICS) dan Internet of Things (IoT).
“Sejak awal masa lockdown (karantina), kami telah mengamati bagaimana lanskap keamanan siber global dipengaruhi oleh pandemi. Di satu sisi, orang-orang berisiko lebih besar mengalami ancaman dunia maya karena mereka bekerja dari jarak jauh dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk online. Di sisi lain, ada lebih banyak pelaku kejahatan siber, dan mereka semakin terampil dan berpengalaman,” kata Eugene Kaspersky, CEO Kaspersky, dalam Forum Kebijakan Online Asia Pasifik (APAC Online Poilicy Forum) II, yang digelar secara online, Selasa (2/3/2021).
Kembali dijelaskan Eugene, pada tahun 2020 Kaspersky melihat deteksi file berbahaya yang unik meningkat 20 hingga 25 persen dalam sehari.
“Dan hari ini, peneliti kami juga memantau dengan cermat lebih dari 200 grup aktor ancaman dunia maya yang bertanggung jawab atas serangan yang sangat ditargetkan terhadap bank, pemerintah, atau infrastruktur penting negara,” tambah Eugene.
Baca Juga: Riset: ShopeePay Duduki Posisi Teratas Pasar E-wallet di Q1 2021
Pentingnya Kesadaran Keamanan Siber di Masyarakat
Kesadaran akan keamanan siber tentunya sangat penting dipahami oleh masyarakat, dan peran dari berbagai pihak sangat penting untuk mewujudkan kesadaran ini.
Dalam kesempatan yang sama, Nur Achmadi Salmawan, Direktur Infrastruktur Informasi Kritis Nasional, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan bahwa BSSN telah melibatkan beberapa instansi pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk menyebarkan kesadaran keamanan siber di masyarakat Indonesia.
Berfokus pada perlindungan kepentingan nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, ia menyoroti bahwa pada Desember lalu BSSN telah meluncurkan Rancangan Strategi Keamanan Siber Nasional untuk negara.
Strategi tersebut ditujukan untuk memerangi ancaman teknis dan bahkan ancaman sosial di Indonesia.
“Media sosial menjadi senjata bagi organisasi dan individu untuk memanipulasi informasi demi kepentingannya sendiri. Penting untuk menginformasikan kepada masyarakat bagaimana menggunakan internet dengan benar dan aman,” jelas Nur.
Baca Juga: Kaspesky: Staf TI Lakukan Kegiatan Lain di Jam Kerja, Ini Alasannya