Dalam sebuah diskusi panel yang digelar The Economist, Tencent dan para pemimpin industri berbagi insight mengenai peran dan pemanfaatan teknologi selama pandemi. Bagaimana teknologi akan “membawa kebaikan” di era pasca pandemi?
COVID-19 telah mengakselerasi digitalisasi di berbagai sektor dan industri. Berbagai teknologi--yang tadinya dianggap tidak perlu atau hanya sekadar nice-to-have--kini menjadi penting bagi individu maupun organisasi dalam upaya mereka mewujudkan kenormalan baru dalam kehidupan sehari-hari di tengah pandemi yang masih terus berlangsung.
Dalam diskusi panel “Technology for Change Week Asia” yang diadakan The Economist, para pemimpin industri dari Tencent, Singapore Infocomm Media Development Authority (IMDA), Unreasonable Group, dan The Commons Project mendiskusikan pemanfaatan teknologi selama pandemi dan bagaimana hal itu akan terus memberikan dampak di era pasca pandemi.
Panel yang berjudul “Bytes don’t kill people – is tech a force for good?” membahas berbagai isu dan contoh seputar cara individu dan organisasi mengadopsi teknologi dalam kecepatan yang belum pernah ada sebelumnya, dan berbuah positif, sehingga menambah nilai teknologi itu sendiri.
Transformasi Pendidikan
Salah satu sektor yang menuai manfaat signifikan dari adopsi teknologi di masa pandemi adalah sektor pendidikan. Laporan terbaru UNICEF menyoroti penutupan sekolah-sekolah tempat belajar lebih dari 168 juta anak di seluruh dunia selama hampir satu tahun akibat lockdown. Sementara itu, sekitar 214 juta anak di seluruh dunia--atau satu dari tujuh anak--kehilangan lebih dari tiga perempat pengalaman belajar di kelas.
Untuk mengatasi tantangan ini, sektor pendidikan melakukan digitalisasi pembelajaran guna memastikan siswa bisa terus belajar. Dalam diskusi panel tersebut, Krittee Monaleehagul, Managing Director, Tencent Thailand dan General Manager, Tencent International Business Group, menyatakan bahwa tahun lalu, institusi pendidikan melakukan perubahan dengan memanfaatkan tool video conference guna menghadirkan suasana belajar normal pada siswa. Tool video conference itu tidak lagi digunakan hanya untuk kebutuhan bisnis, seperti anggapan sebelumnya.
“Saat pandemi dimulai, Tencent dengan cepat menyadari bahwa kami harus merilis teknologi video conference, Tencent Meeting (atau Tencent VooV Meeting untuk pasar di luar daratan China), kemudian mengadaptasinya ke dalam solusi Smart Classroom untuk sekolah-sekolah. Selaras misi kami yaitu Value for Users, Tech for Good, kami membantu para guru dan siswa untuk segera kembali belajar. Tencent Education Platform melayani jutaan guru dan siswa di China selama masa pandemi,” ujarnya.
Dampak Teknologi di Era Pasca Pandemi
Teknologi telah memainkan peran penting dalam melakukan mitigasi tantangan di masa pandemi. Dan Krittee yakin bahwa teknologi akan terus berevolusi dan melayani masyarakat dalam beradaptasi dengan new normal.
“Teknologi tidak harus disruptif. Kenyataannya, inovasi teknologi dapat membuat komunikasi dan berbagi lebih nyaman dan mudah diakses. Di Tencent, kami berharap kita bisa bekerja karena ‘digital assistant’ memperkaya hidup kita dan juga membantu mendorong transformasi dan meningkatkan bisnis serta industri melalui teknologi terkini,” imbuhnya.
Cloud computing juga banyak diimplementasikan selama pandemi terutama untuk meningkatkan agility, skalabilitas, dan efisiensi biaya pada bisnis. Cloud akan segera menjadi bagian integral dari banyak perusahaan, bahkan menjadi bagian dari perjalanan digital banyak negara. Ia juga menunjukkan bahwa remote working akan menjadi hal yang normal, dan bisnis akan menyadari rapat atau pertemuan bisnis tidak harus selalu dilakukan secara face to face. Walhasil, tren yang muncul dari digitalisasi ini akan segera menjadi hal yang umum dipraktikkan.
“Pada akhirnya, inovasi teknologi yang bersifat user-centric akan menjadi pendorong utama bagi perkembangan global yang berkelanjutan. Secara alamiah, kita akan mencari solusi yang menghadirkan produktivitas tertinggi dan ternyaman. Meski saya suka melakukan perjalanan bisnis, saya percaya bahwa virtual meeting akan terus dilakukan demi efisiensi dan produktivitas bisnis. Saya berharap kami akan terus bertindak sesuai prinsip kami ‘Tech for Good’, di mana kami akan terus mewujudkan kebaikan teknologi untuk masyarakat yang lebih baik,” pungkas Krittee Monaleehagul.