Find Us On Social Media :

Harga Bitcoin Tembus Rp770 Juta, Ini Penyebab dan Prospek Investasinya

By Adam Rizal, Kamis, 11 Maret 2021 | 15:00 WIB

Bitcoin

Harga mata uang kripto Bitcoin kembali melonjak di kisaran US$55.000 atau Rp770 juta (kurs Rp 14.000) per satu keping. Harga Bitcoin diperdagangkan pada level US$55.600 kemarin di pasar Hong Kong. Angka itu naik sekitar 2,8% dibanding level sebelumnya pada bulan lalu.

Mengutip Bloomberg, kenaikan mata uang kripto disebabkan oleh sentimen investor setelah harga saham-saham AS melonjak pada Selasa (9/3/2021). Dalam Indeks Bloomberg Galaxy Crypto, mata uang kripto memang mengalami kenaikan sejak dua minggu terakhir.

Pada Februari 2021, nilai bitcoin melesat di level US$58.350 per keping. Kenaikan juga dipicu oleh minat perusahaan yang berbondong-bondong mengadopsi mata uang kripto sebagai alat pembayaran. Sebut saja pabrikan mobil listrik Tesla, sampai sistem pembayaran elektronik seperti Mastercard, Square (SQ), dan PayPal (PYPL).

Faktor lainnya, penggelontoran stimulus pemerintah AS kepada warganya sebagai dampak pandemi COVID-19. Kemungkinan, stimulus akan mendorong aliran modal asing ke pasar keuangan dan mengangkat mata uang kripto.

Memang, mata uang kripto utamanya Bitcoin melesat sejak pandemi COVID-19. Dalam setahun terakhir, lonjakannya mencapai 600 persen. Hal ini membuat spekulasi di kalangan investor dan memecahnya menjadi dua kubu, apakah hanya fenomena bubble atau bisa terjadi kenaikan yang lebih besar ke depannya.

"Pergerakan Bitcoin yang lebih tinggi datang ketika AS mengesahkan RUU stimulus, di samping aksi MicroStrategy dan Meitu membeli Bitcoin," kata Annabelle Huang dari perusahaan layanan keuangan crypto Amber Group.

Dia melihat, memang ada peningkatan minat dari kalangan institusi secara global untuk bermain di mata uang kripto. Di Cina saja, banyak masyarakat kaya yang sudah berani menambah instrumen Bitcoin ke dalam portofolio.

"Ini menandakan token digital menjadi tren baru dan makin mendekati instrumen keuangan utama," ucapnya.

Tercatat, perusahaan dengan aset menggunung seperti JPMorgan Chase & Co. telah mengajukan penerbitan sekeranjang saham kripto, seperti MicroStrategy Inc. dan Nvidia Corp.

Tak hanya itu, Goldman Sachs Group Inc pun melihat permintaan substansial dari institusi untuk memulai perdagangan mata uang kripto.