Find Us On Social Media :

Mengenal Teknologi NFT yang Bisa Cegah Kasus Pembajakan Karya

By Indah PM, Jumat, 26 Maret 2021 | 08:30 WIB

Ilustrasi Ethereum

Bos Tesla, Elon Musk dan Bos Twitter, Jack Dorsey menjual cuitannya dengan teknologi non-fungible token (NFT). Dua cuitan tersebut dijual seharga jutaan dollar. 

Adapun CEO Tesla, Elon Musk menjual cuitannya dan ditawar 1,2 juta dollar atau sekitar Rp16 miliar, meskipun hingga saat ini, dia belum menerima tawaran tersebut dan menjualnya. Sedangkan, cuitan pertama Jack Dorsey di Twitter terjual dengan harga 2,9 juta dollar atau Rp41 miliar. Pembayarannya menggunakan mata uang kripto Ethereum

CEO Indodax, Oscar Darmawan, menuturkan bahwa teknologi NFT adalah bidang dari teknologi blockchain. NFT merupakan sebuah duplikasi resmi yang menyerupai sebuah aset yang asli.

Sederhananya, ini merupakan karya-karya seni atau karya teknologi yang diedarkan dan dijual secara resmi. Namun, barang aslinya hanya satu saja dan disimpan oleh si pencipta.

Kemudian pelelangan dilakukan secara terbuka dan karyanya akan ditukarkan atau dibeli dengan kriptokurensi. Setelah itu, si pembeli akan tercatat sebagai pemilik atau memiliki sertifikasi yang resmi.

“Sistem NFT tentunya cocok dengan pencipta atau penemu teknologi. Suatu karya dilelang dengan sistem NFT dan dibeli dengan kripto. Karena menggunakan sistem blockchain, NFT mengadopsi sifat efisien, sehingga penjualan karya lewat NFT bisa terjadi secara fantastis, seperti apa yang dilakukan oleh Jack Dorsey dan Elon Musk,” kata Oscar, melalui keterangan tertulis kepada InfoKomputer, Rabu (24/3/2021). 

Oscar yang juga salah seorang pendiri Asosiasi Blockchain Indonesia, menjelaskan bahwa NFT juga mendukung sifat transparansi dan keamanan. Karena setiap karya akan tercatat dan terdaftar secara Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). 

Di Amerika dan Eropa sudah banyak musisi dan produser film, yang telah sukses menjual karya-karya mereka dengan sistem pelelangan NFT. Seperti artist indie Pinot, dimana sebuah karyanya terjual dengan 3,25 ETH. 

Menurut Oscar, sistem pelelangan karya lewat NFT juga bisa dilakukan oleh para developer dan seniman di Indonesia. Karena NFT dapat menjual sebuah karya dengan efisien dan hasil yang fantastis.

Selain itu, teknologi NFT ini juga dapat memberantas pembajakan di Indonesia. Mengingat NFT yang mengadopsi sifat blockchain transparansi dan keamanan.  Karena dengan teknologi NFT, si pencipta bisa menggugat para duplikator yang membajak karyanya dengan sembarangan. 

“Tidak bisa dipungkiri pembajakan masih banyak terjadi di Indonesia di tengah berkembangnya teknologi secara cepat seperti sekarang. Namun, NFT dan blockchain bisa menjadi solusi atas permasalahan ini,” jelas Oscar. 

Menurut dia, teknologi ini juga membuat penggunaan kripto lebih banyak lagi. Tentunya, kemungkinan besar teknologi NFT dapat meningkatkan permintaan secara masif, sehingga harga kripto bisa meningkat.

Untuk membeli karya NFT, biasa dilakukan dengan Ethereum. Aset kripto ini merupakan yang paling favorit setelah Bitcoin. Kenaikan harganya sangat fantastis secara tahunan. Tahun lalu, Ethereum hanya dijual Rp1,7 jutaan saja. Sedangkan saat ini, harga Ethereum sudah mencapai Rp26 jutaan. 

Oscar berpendapat, blockchain adalah suatu bidang teknologi baru yang selama ini melahirkan bitcoin dan altcoin. Teknologi ini juga melahirkan decentralized finance dan kemudian NFT. Ke depan, masih akan ada lagi bidang blockchain yang baru dan akan berkembang.