Find Us On Social Media :

Demi Pemerataan Jaringan 4G, Kominfo Genjot Pembangunan Menara BTS

By Adam Rizal, Senin, 29 Maret 2021 | 13:00 WIB

Menara BTS

Kementerian Komunikasi dan Informatika kembali menegaskan untuk terus membangun infrastruktur telekomunikasi di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar di Indonesia.

"Pembangunan infrastruktur untuk memastikan sinyal (telekomunikasi) di wilayah terdepan ini," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, dalam rapat Pembahasan Langkah-Langkah Implementasi Program Infrastruktur BTS dan Pola Bisnis BTS 4G, di Denpasar, Bali.

Menurut catatan Kominfo, dari total 9.113 desa atau kelurahan yang masuk wilayah 3T, ada 1.209 titik yang memiliki menara base transceiver station (BTS) untuk sinyal 2G dan 3G, yang ditingkatkan ke 4G baik oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi maupun operator seluler.

Masih ada 7.904 desa dan kelurahan lainnya di wilayah 3T, berdasarkan data Kominfo, yang belum tersambung ke jaringan 4G. Dalam petemuan yang diadakan selama beberapa hari di Bali ini, Kominfo melanjutkan komitmen mereka untuk pembangunan BTS di wilayah-wilayah yang belum tersentuh 4G tersebut. Target Kominfo, akan ada 4.200 menara BTS yang dibangun tahun ini di wilayah 3T, sementara 3.704 lainnya akan diselesaikan pada 2022.

Secara total, terdapat 12.548 titik blankspot, atau yang belum terjangkau sinyal 4G di Indonesia, terbagi atas 9.113 titik di wilayah 3T dan 3.435 merupakan desa atau kelurahan non-3T.

Pembangunan infrastruktur menara BTS di wilayah non-3T menjadi tanggung jawab operator seluler karena merupakan wilayah yang menjanjikan secara komersial. Pembangunan BTS di wilayah 3T ini dilakukan dengan skema blended financing atau bauran pembiayaan, yakni terdiri dari komponen rupiah murni dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk sektor Kominfo dan Kewajiban Pelayanan Universal atau Universal Service Obligation (USO).

Selain membangun infrastruktur, perlu dibahas juga mengenai langkah lanjutan setelah tersedia infrastruktur pasif (misalnya, menara BTS) tentu perslu tersedia infrastruktur aktif (dalam hal ini sinyal 4G).

"Pemerintah sudah mengambil langkah, diharapkan pertengahan tahun ini bisa selesai bersma operator seluler sehingga secara bertahap, selesai pembangunan fisik, jangkauan sinyal 4G menyebar di seluruh Tanah Air sesuai dengan hasil pembangunan," kata Johnny.

Selain membangun BTS, pemerintah melalui Kominfo dan BAKTI Kominfo juga merencakan Satelit Multifungsi SATRIA-1 untuk menyediakan akses internet ke ratusan ribu titik layanan publik.

Tingkatkan Manfaat Palapa Ring

Kementerian Komunikasi dan Informatika terus berupaya meningkatkan pemanfaatan infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik Palapa Ring. "Untuk meningkatkan secara riil, perlu pembiayaan yang besar dan perlu kerja sama yang luas," kata Johnny G. Plate.

Pemerintah melalui Kominfo dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menyelesaikan pembagunan infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik Palapa Ring paket Barat, Tengah dan Timur sejak 2019 lalu.

Sejak selesai dibangun dan bisa digunakan secara komersial, utilisasi Palapa Ring Barat sekarang ini mencapai sekitar 50 persen, sementara wilayah Tengah dan Timur masing-masing mencapai 20 persen, ditinjau dari kapasitas terpasang.

"Untuk meningkatkan utilisasi itu, dibutuhkan juga pemanfaatan terhadap kapasitas terpasang," kata Johnny.

Pemanfaatan kapasitas terpasang dipengaruhi dua hal, yaitu jaringan yang terhubung dengan baik dan penggunaan oleh konsumen, baik masyarakat maupun industri. Salah satu cara untuk meningkatkan pemanfaatan infrastruktur adalah dengan mendorong pelaku usaha mikro, kecil dan menengah untuk masuk ke pasar daring, dari yang selama ini berjualan secara langsung di toko.

Migrasi ke plaftorm perniagaan daring juga dipicu pandemi COVID-19, yang menyebabkan aktivitas di luar rumah harus dibatasi untuk menekan penyebaran virus corona.Sementara itu, untuk konektivitas jaringan, salah satunya melalui pembangunan menara base transceiver station (BTS) agar jaringan bisa saling terhubung dengan baik.

Jangka menengah, peningkatan utilisasi Palapa Ring adalah dengan menghubungkannya ke jaringan regional maupun internasional, yang menurut Johnny tidak bisa dilakukan secara cepat.

Direktur Utama BAKTI Anang Latif menyatakan utilisasi Palapa Ring terus berjalan dan tumbuh seiring dengan pembangunan infrastruktur telekomunikasi di 12.548 titik oleh BAKTI maupun operator seluler.

Indonesia memiliki jaringan tulang punggung serat optik sepanjang 342.239 kilometer, 12.229 diantaranya merupakan infrastruktur Palapa Ring.