Teknologi Olah Sampah di Sumbernya (TOSS) yang dikembangkan oleh startup company comestoarra.com yang dibina PT PLN (Persero) UPK Flores (PLN UPK Flores) sebagai bahan baku energi kerakyatan di kabupaten Ende, Flores, NTT, terpilih mewakili Indonesia dalam ajang internasional ASEAN Renewable Energy Award 2021.
Seleksi awal dilakukan oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Selanjutnya terpilih 7 (tujuh) instansi yang mewakili 5 kategori proyek, yaitu: national grid, local grid, off-grid power,biofuel, dan special submission.
Comestoarra.com yang merupakan startup binaan PLN UPK Flores mewakili kategori biofuel bersama PT Indonesia Power. Adapun kategori national grid diwakili oleh PT UPC Renewables Indonesia dan PT Star Energy Geothermal.
Kategori local grid diwakili oleh PT Akuo Energy Indonesia, sedangkan off-grid power diwakili oleh Yayasan Sumba Hospitality. Dalam ajang ini, PT Pertamina Geothermal Energy mewakili Indonesia dalam kategori special submission.
Chief Executive Officer (CEO) comestoarra.com, Arief Noerhidayat merasa bersyukur bahwa inovasi TOSS di kabupaten Ende dapat terpilih mewakili Indonesia dalam ajang ASEAN Renewable Energy Award. Arief menambahkan bahwa iktiar yang telah dilakukan selama 3 tahun terakhir, perlahan namun pasti, mendapatkan perhatian dan apresiasi dari PT PLN (Persero) dan pemerintah pusat, khususnya kementerian ESDM.
“Ini adalah amanah yang harus kami perjuangkan karena comestoarra.com merupakan satu-satunya startup company yang mewakili Indonesia pada ajang internasional. Dan saya haturkan terimakasih kepada bapak Lambok Siregar, Manajer PLN UPK Flores yang telah membina startup company comestoarra.com dan menjadikan inovasi TOSS ini sebagai inovasi kabupaten Ende”, tegas Arief yang pernah mendapatkan Australia Award 2019, juara PGN Startup competition 2019, dan semifinalist SIPA Grant Challenge di Columbia University Amerika Serikat pada 2018.
Manajer PLN UPK Flores, Lambok Siregar, mengatakan bahwa kehadiran TOSS di kabupaten Ende membawa sejumlah harapan besar, baik bagi program PLN dan juga kabupaten Ende.
“Saya memutuskan membina startup company comestoarra.com karena Saya yakin bahwa comestoarra.com memiliki keahlian di bidang supply-value chain management. Karena keyakinan tersebut, akhirnya program co-firing di PLTU Ropa, kabupaten Ende mampu dilakukan secara komprehensif bahkan memiliki nilai tambah bagi PLN UPK Flores, pemerintah kabupaten Ende, dan juga masyarakat,” tegasnya.
Lambok menyatakan bahwa kelebihan dari TOSS Ende adalah perancangan eksositem yang melibatkan banyak stakeholders sehingga mampu mendukung program pemerintah pusat, diantaranya : solusi permasalahan sampah, solusi energi kerakyatan yang mana saat ini sebagian besar masyarakat Ende masih menggunakan minyak tanah, penurunan emisi gas rumah kaca dari sampah dan energi fosil, dan terakhir tentunya adalah berkontribusi terhadap program co-firing.
“Saya mengapresiasi comestoarra.com karena kegigihannya melakukan observasi dan uji coba yang mendalam, bukan hanya aspek teknis tetapi juga aspek sosial-budaya-ekonomi, maka TOSS Ende mampu mendapatkan perhatian hanya dalam waktu kurang dari 2 tahun,” lanjut Lambok.
Dukungan TOSS di kabupaten Ende juga diwujudkan melalui penandatangaan Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Ende, PT PLN (Persero) UPK Flores, PT Comestoarra Bentarra Noesantarra(startup company comestoarra.com), dan Organisasi Nirlaba ACIL yang dilakukan pada 15 Desember 2020 tentang Implementasi Teknologi Olah Sampah di Sumbernya (TOSS) dan pemanfaatannya sebagai bahan baku energi kerakyatan.
Selanjutnya, Kesepakatan Bersama tersebut akan ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerja Sama yang akan ditandatangani pada 12 April 2021 di kabupaten Ende. Perjanjian kerjasama ini akan menjadi dasar hukum bagi terlaksananya uji continuous run co-firing di PLTU Ropa hingga 3000 ton, dimulai dari uji co-firing 5x24 jam sebanyak 5%, 1x24 jam 15% - 30%, dan diakhiri dengan uji continuous run selama 3000 jam non stop.
“Sebelum kami nyatakan komersil pada akhir Desember 2021, maka kami harus memastikan keberlanjutan pasokan dengan parameter quality, quantity, time delivery, dan cost, dimana di dalamnya diperhatikan aspek logistic dan transportation,” ujar Lambok yang mendapatkan gelar master nya dalam bidang bidang Renewable Energy Technology di Twente University, Belanda yang fokus pada combustion engineering.
Lambok menambahkan, “seluruh aktivitas supply-value chain management dalam kegiatan ini akan kami uji. Jadi tidak hanya sebatas teknis co-firing nya saja, tapi bagaimana ekosistem yang sudah dibuat dan kolaborasi yang telah disepakati, berjalan dengan lancer dan berkelanjutan.”
Melalui ajang ASEAN Renewable Energy Award 2021 ini, Arief berharap agar pemerintah pusat, BUMN, perusahaan swasta, dan organisasi Internasional dapat mendukung keberhasilan kegiatan TOSS Ende dari April – Desember 2021.
“Sebagai startup company, tentunya kami membutuhkan dukungan dari seluruh stakeholders, karena yang terpenting dalam sebuah inovasi adalah mampu diimplementasikan secara berkelanjutan, bermanfaat bagi masyarakat secara tangible dan intangible, menciptakan ekonomi sirkuler, dan terus melakukan capacity building sehinga sumber daya manusia lokal dan usaha kecil menengah mampu menjalankan aktifitas TOSS Ende ini, tanpa bergantung dengan pihak lain.”
Bupati H. Djafar H. Achmad menyatakan bahwa TOSS Ende memiliki misi besar, diantaranya:
1. TOSS Ende merupakan solusi pengelolaan dan pengolahan sampah di kabupaten Ende yang mampu dimanfaatkan sebagai bahan baku energi kerakyatan dalam mensubstitusi minyak tanah dan kayu bakar dimana masih dominan digunakan oleh masyarakat di kabupaten Ende
2. Kerjasama ini merupakan upaya kabupaten Ende dalam menjalankan amanat Permendagri no 22 tahun 2020 tentang tentang Tata Cara Kerjasama Daerah dengan Daerah Lain dan Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga.
3. Bupati dan seluruh jajaran mendukung penuh program Co-firing dimana seluruh materialnya berasal dari sampah biomassa di kabupaten Ende yang diolah melalui Teknologi Olah Sampah di Sumbernya (TOSS), bekerjasama antara DLH ende, PT PLN (Persero) UPK Flores, startup company comestoarra.com, dan organisasi nirlaba Anak Cinta Lingkungan (ACIL)
4. Program Co-firing sangat penting bagi kabupaten Ende karena mampu menjadi percontohan dalam upaya penuruan emisi gas rumah kaca. Bukan hanya dari emisi yang timbul dari penumpukan sampah, tapi juga pembakaran batu bara. Kedepan, kabupaten Ende berhadap bisa berkontribusi pada carbon credit.
5. Pemerintah kabupaten Ende melalui Dinas teknis terkait (Lingkungan Hidup) juga memberikan solusi kepada PT PLN (Persero) tentang pemanfaatan debu batu bara (rejected coal) untuk dapat dicampurkan dengan sampah biomassa yang telah diolah dengan TOSS
6. Menghidupkan kembali budaya gotong royong dalam pembersihan lingkungan antar masyarakat di kabupaten Ende. Selain itu juga memodernisasi sistem barter yang memang sudah menjadi budaya di kabupaten Ende pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
7. Berkomitmen untuk menjadi pusat percontohan, edukasi, dan pengembangan metoda TOSS untuk kebutuhan co-firing pada PLTU serta energi kerakyatan dengan slogan “DARI ENDE FLORES, UNTUK INDONESIA”