Sutradara kawakan Indonesia, Angga Dwimas Sasongko baru-baru ini meluncurkan film pendek yang direkam sepenuhnya dengan smartphone. Film pendek berjudul "Konfabulasi" tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Samsung Indonesia.
Bintang filmnya pun tak main-main, ada Dian Sastrowardoyo, Reza Rahadian, Putri Ayudya, Ozkan, hingga Sheila Dara. Berkat pengalaman pertamanya membuat film pendek pakai smartphone ini, Angga membagikan beberapa tips dan trik agar sineas muda bisa ikutan membuat film dengan smartphone miliknya.
"Kuncinya adalah mulailah dari sekarang. Kalian bisa memaksimalkan smartphone yang ada sama kalian setiap saat," ungkap Angga.
Misalnya, saat pembuatan film Konfabulasi, Angga menggunakan ponsel Samsung Galaxy S21 Ultra. Menurut Angga, ponsel tersebut sudah dibekali dengan fitur-fitur canggih untuk menghasilkan film layaknya profesional. Misalnya fitur director's view.
"Fitur Director's View ini memberikan beberapa opsi angle, sehingga yang bisa langsung membantu pembuat film mengambil keputusan mau pakai angle yang mana," kata Angga.
Angga mengatakan, sebenarnya tak masalah apapun smartphone yang digunakan.
"Asalkan perlakukan smartphone kalian secara profesional juga," lanjut Angga.
Ia juga memberikan tips secara umum dalam proses pembuatan film dengan smartphone. Menurutnya, satu hal yang paling penting ketika membuat film ialah justru menghadirkan ide-ide cerita dan gaya penulisan baru.
Bikin story board
Dian Sastrowardoyo yang juga terlibat dalam pembuatan film Konfabulasi ini turut memberikan beberapa tips untuk sineas muda yang ingin membuat film menggunakan smartphone.
Sebagaimana diketahui, Dian juga pernah menjadi sutradara dalam sejumlah film. Menurut Dian, salah satu masalah yang sering dialami oleh pembuat film pemula ialah kekurangan stok adegan saat proses editing.
Dian menganjurkan, setiap film maker untuk membuat story board, sekalipun film itu dibuat menggunakan smartphone. Kalau dirasa terlalu ribet, Dian mengatakan, pembuat film bisa menggunakan photo board, atau rangkaian foto yang memperlihatkan gambaran kasar dari cerita yang ingin difilmkan.
"Bikinlah gambaran kasar, kalian mau film ini terlihatnya seperti apa. Filmnya nanti alurnya gimana," kata Dian.
Menurut Dian, dengan story board atau photo board ini, pembuat film akan dengan mudah menentukan shot apa saja yang diperlukan, sehingga meminimalisir kejadian kekurangan stok adegan saat proses editing.
Selain itu, menurutnya, story board ini juga membantu film maker untuk membuat film dengan alur cerita yang rapi.
Memilih lokasi shooting
Dian mengatakan, film maker pemula bisa mulai terlebih dahulu memanfaatkan lokasi-lokasi yang ada di sekitarnya, misalnya rumah, dan tak perlu pusing-pusing menyewa properti dengan budget tinggi.
Sedangkan menurut Angga, pembuat film bisa memilih lokasi yang memiliki karakter. "Jadi menentukan lokasi itu bukan cuman soal secara estetis lokasinya bagus, tetapi pilih lokasi yang punya ceritanya sendiri," kata Angga.
Pengambilan gambar
Soal proses shooting, Angga punya beberapa tips berkat pengalamannya menggarap film Konfabulasi dengan smartphone Galaxy S21 Ultra ini. Pertama soal pengambilan gambar bergerak. Menurutnya, penting untuk pembuat film untuk menggunakan ponsel yang memiliki fitur penstabilan gambar.
Misalnya, smartphone Galaxy S21 Ultra yang digunakan untuk merekam film Konfabulasi ini sudah dilengkapi dengan fitur super steady video.
"Tapi sebenarnya pengambilan gambar bergerak intinya adalah kestabilan dari yang memang memegang device-nya ini. Baru si manusianya ini didukung dengan fitur penstabilan yang ada pada device tersebut," ungkap Angga.
Pembuat film, kata Angga, juga bisa mencari smartphone yang bisa mengambil perekaman gambar hingga resolusi 4K dan dibekali dengan sensor kamera yang mumpuni. Hal ini demi menghasilkan film yang kualitas yang baik dan tajam.
Bila butuh mengambil adegan di kondisi cahaya minim, Angga menyarankan untuk menggunakan lokasi shooting yang masih bisa ditangkap oleh kamera smartphone di rentang ISO 800-1200.
Dengan begitu, noise pada gambar bisa ditekan dan ketajaman gambar masih bisa dijaga. Pendekatan ini pula yang dipakai Angga ketika mengambil adegan-adegan dengan kondisi cahaya minim di film pendek Konfabulasi.