Find Us On Social Media :

Elon Musk, tukang “goreng” harga Bitcoin dan Dogecoin nomor wahid

By Wisnu Nugroho, Kamis, 13 Mei 2021 | 16:39 WIB

Perusahaan mobil listrik Tesla memutuskan membeli bitcoin seharga US$1,5 miliar atau sekitar Rp.21 triliun

Elon Musk, CEO Tesla, kembali memberi kejutan. Dalam sebuah tweet, Elon menunda penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran mobil Tesla. "Tesla tidak lagi menerima pembayaran dengan bitcoin. Kami khawatir dengan penggunaan bahan bakar fosil untuk transaksi dan mining Bitcoin," ungkap Musk.

Sikap Elon Musk ini mengejutkan mengingat baru Februari 2021 kemarin, Tesla mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran. Kala itu, Tesla juga membeli Bitcoin sebesar US$1,5 miliar dengan alasan aset. Musk sendiri menegaskan aset Bitcoin Tesla itu tidak akan dijual. "Namun kami mencari mata uang crypto yang bisa menggunakan <1% dari energi/transaksi di bitcoin," tulis Musk. 

Pengumuman ini tak pelak menggoyang harga Bitcoin. Saat artikel ini ditulis, nilai Bitcoin turun ke angka US$50.900 atau turun 12%.

Memainkan Harga Crypto

Rentetan cerita di atas bisa menggambarkan betapa rentannya mata uang crypto. Hanya bermodalkan tweet, seseorang seperti Elon musk bisa “menggoreng” harga mata uang crypto. Bukan cuma harga Bitcoin, namun juga harga Dogecoin. Seseorang bisa untung besar (atau rugi besar) jika mengetahui gerak-gerik Elon Musk.

Mari membuat perhitungan. Saat Tesla mengumumkan pembelian Bitcoin di 8 Februari 2021, harga Bitcoin sekitar US$38.461 per koin. Saat kemarin membatalkan penggunaan Bitcoin di Tesla, harga Bitcoin di angka US$56.573. 

Bayangkan jika ada orang dekat yang mengetahui cara berpikir Elon Musk. Jika ia membeli dan menjual Bitcoin antara tanggal itu, ia mendapatkan keuntungan sebesar 50%.

Alasan lingkungan yang dikemukakan Musk juga mengandung tanda tanya. Masalah Bitcoin yang boros energi sudah diketahui sejak lama, bahkan menjadi perdebatan utama selama ini. Agak mustahil Musk atau manajemen Tesla tidak mengetahui fakta itu ketika membeli Bitcoin.

Masalah bertambah pelik karena aktivitas “goreng-menggoreng” seperti ini praktis tidak dapat dicegah. Jika hal seperti ini terjadi di bursa saham, tindakan Elon Musk ini akan mengakibatkan konsekuensi hukum yang serius. Namun di dunia mata uang crypto, praktis tidak ada konsekuensi. 

Pihak regulator sampai saat ini tidak mengakui keberadaan mata uang crypto. Mau diatur pun akan sulit karena konsep mata uang crypto tersebar atau terdesentralisasi.

Dengan kata lain, risiko sepenuhnya berada di pemilik mata uang crypto. Untung atau rugi semata-mata ditentukan oleh timing alias waktu beli.Dan juga, bagaimana mood Elon Musk hari itu.