Find Us On Social Media :

Susul Facebook, Twitter juga Jual Data Pengguna ke Cambridge Analytica

By Adam Rizal, Selasa, 1 Mei 2018 | 15:00 WIB

NEW YORK, NY - NOVEMBER 07: The Twitter logo is displayed on a banner outside the New York Stock Exchange (NYSE) on November 7, 2013 in New York City. Twitter goes public on the NYSE today and is expected to open at USD 26 per share, making the company worth an estimated USD 18 billion. (Photo by Andrew Burton/Getty Images)

Skandal Cambridge Analytica mencoreng muka dan kredibilitas Facebook yang seharusnya menjaga privasi data penggunanya tetapi bocor ke tangan konsultan politik Cambridge Analytica untuk kepentingan politik.

Tak hanya Facebook, Twitter pun mengonfirmasi telah menjual akses data publik ke perusahaan Global Science Research (GSR) milik Aleksandr Kogan. Kogan sendiri adalah orang yang membuat aplikasi kuis #thisisyourdigitallife untuk mengumpulkan jutaan data pengguna Facebook.

Twitter mengatakan GSR telah membayar untuk mengumpulkan sampel random dari kicauan dan postingan publik hanya sehari saja pada 2015. Twitter pun tidak tahu apa yang Kogan dan GSR lakukan dengan informasi Twitter tersebut.

Twitter rela memberikan data penggunanya karena GSR hanya meminta akses data dalam waktu pendek untuk mengetahui sentimen masyarakat secara umum bukan untuk melakukan kampanye jangka panjang. Twitter pun mengklaim tidak menemukan adanya data privasi pengguna yang diam-diam diakses GSR seperti halnya yang dilakukan ke Facebook seperti dikutip Bloomberg. Twitter memberikan akses ke data publik ke beberapa perusahaan, pengembang dan pengguna melalui API Twitter, atau software yang meminta sekaligus mengirim informasi.

Twitter meminta pihak yang ingin mendapatkan akses data untuk menjelaskan tujuan mereka menggunakan data tersebut. Penjualan data akses publik ke Cambridge Analytica ini bukan merupakan masalah privasi yang besar, seperti yang terjadi di Facebook.