Find Us On Social Media :

ESET Beberkan 6 Modus Kejahatan Siber yang Incar Usia Remaja

By Indah PM, Sabtu, 5 Juni 2021 | 09:00 WIB

Ilustrasi Cybersecurity

Kejahatan siber bisa menyerang siapa saja. Namun usia remaja yang cenderung polos dan mudah percaya menjadi keuntungan bagi penjahat siber. 

Vendor antivirus ESET membeberkan beberapa kejahatan siber yang umum terjadi dengan menargetkan remaja sebagai korbannya.

1. Penipuan media sosial

Media sosial ibarat taman bermain digital bagi sebagian besar remaja. Maka wajar jika penipu menargetkan mereka di tempat di mana mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka.

Penipuan media sosial memiliki banyak variasi dan trik. Salah satunya adalah menggunakan tautan ke situs berita dengan berita utama mengejutkan tentang selebriti. Padahal tautan tersebut mengarah ke situs yang berbahaya.

Ada pula penipuan yang menghubungi korban secara langsung melalui pesan dengan tawaran untuk berpartisipasi dalam kuis berhadiah, giveaway atau undian.

Persamaannya adalah tautan yang dibagikan hampir pasti akan mengarahkan remaja tersebut ke situs penipuan, yang akan membuat perangkat mereka disusupi malware yang bisa mencuri kredensial.

2. Diskon barang mewah

Penipuan lain yang biasanya menyasar remaja adalah melalui iklan palsu yang diposting di media sosial, melibatkan penawaran barang mewah dengan harga yang sangat murah.

Tipuannya terdiri dari situs web ritel palsu yang menawarkan berbagai macam barang. Namun, setelah melakukan pembelian, pembeli akan menerima produk tiruan, atau tidak sama sekali.

Dalam skenario terburuk, jika korban terlanjur membagikan informasi kartu kredit, maka penjahat dunia maya akan menagihnya, bahkan membersihkan rekening bank korbannya.

3. Penipuan beasiswa

Biaya pendidikan yang tidak murah juga menjadi celah penjahat siber untuk melakukan aksinya. Scammers biasanya akan mengincar siswa-siswa yang mencari 'bantuan' keuangan dengan membuat beasiswa palsu, dengan berbagai bentuk tipuan.

Program beasiswa palsu ini sering kali mengharuskan pelamar membayar 'biaya pendaftaran'. Namun, tidak ada beasiswa yang bisa mereka dapat dan penipu akan mengantongi uang pendaftarannya.

Alternatif lainnya, penipuan dapat berbentuk undian beasiswa, yang mengharuskan peserta membayar 'biaya pemrosesan' atau 'biaya pencairan', dengan mengutip biaya pajak, tetapi pada akhirnya hasilnya nihil.

4. Penipuan pekerjaan

Untuk menargetkan pencari kerja muda, penjahat dunia maya membuat tawaran pekerjaan palsu yang biasanya sangat memikat. Para penipu akan memposting lowongan pekerjaan palsu di papan pekerjaan yang sah, dan biasanya akan menawarkan posisi yang memungkinkan mereka bekerja dari rumah dan mendapatkan gaji yang besar.

Namun, tujuan utamanya adalah untuk mengumpulkan informasi pribadi target mereka. Data ini yang kemudian digunakan dalam berbagai kegiatan terlarang, seperti membuka rekening bank atas nama korban atau menggunakan identitas mereka untuk memalsukan dokumen.

Baca Juga: Makin Digandrungi ESET Berikan Panduan Mengamankan Akun TikTok

5. Penipuan asmara belia

Platform kencan online juga telah menjadi tempat berburu yang menguntungkan bagi scammer asmara.

Selain beraksi pada situs-situs kencan daring, mereka juga sering menjelajahi media sosial untuk mencari korban dan menghubungi korbannya melalui pesan pribadi.

Dalam beberapa kasus, para penjahat siber ini terkadang memilih memanipulasi foto korbannya. Mereka kemudian memeras korban untuk membayar uang, dengan mengancam akan merilis foto-foto yang telah dimanipulasi tersebut kepada publik.

Baca Juga: ESET Berikan Empat Tips Aman dari Penipuan Siber Selama Pandemi