Ericsson minggu ini menyampaikan temuannya pada studi bertajuk "Five Ways to a Better 5G" di Indonesia. Studi mengenai 5G tersebut dilakukan Ericsson ConsumerLab terhadap puluhan ribu responden dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, beberapa waktu lalu. Salah satu temuannya adalah perubahan perilaku para pengguna smartphone di berbagai belahan dunia dalam memanfaatkan smartphone-nya. Ericsson menemukan pengguna smartphone yang berlangganan 5G lebih banyak menggunakan layanan maupun aplikasi yang mendapatkan manfaat dari 5G, tentunya dibandingkan pengguna smartphone yang berlangganan 4G saja.
Sementara, khusus Indonesia, Ericsson menemukan bahwa pengguna smartphone 5G ready menganggap 5G akan sepuluh kali lebih cepat dari 4G. Temuan tersebut bisa membantu para operator telekomunikasi seluler maupun pengembang aplikasi di tanah air dalam menyambut 5G di Indonesia. Lebih detail mengenai kelebihan yang ditawarkan 5G terhadap 4G bisa Anda lihat pada artikel yang InfoKomputer terbitkan di sini.
Menurut studi Five Ways to a Better 5G yang dilaksanakan Ericsson pada Desember 2020, dibandingkan pengguna smartphone yang berlangganan dan memanfaatkan 4G saja, pengguna smartphone yang berlangganan dan memanfaatkan 5G menghabiskan antara lain dua jam lebih banyak setiap minggunya pada cloud gaming serta satu jam lebih banyak setiap minggunya pada aplikasi AR (augmented reality). Selain penggunaan layanan maupun aplikasi tertentu yang lebih banyak, salah satu temuan menarik lainnya adalah berkurangnya penggunaan Wi-Fi. Ericsson menyebutkan 1 dari 5 yang berlangganan dan menggunakan 5G mengurangi penggunaan Wi-Fi-nya di rumah maupun tempat lain.
Saat studi dilakukan, di Indonesia tentunya belum tersedia layanan 5G. Namun, saat dibuatnya tulisan ini, layanan 5G terbatas dari Telkomsel telah tersedia di sejumlah tempat di tanah air. Ericsson pun memperkirakan bahwa pada tahun 2025, konsumen di Indonesia akan menghabiskan 7,5-8 jam per minggu untuk aplikasi AR dan cloud gaming. Ericsson juga menemukan konsumen di tanah air bersedia membayar 50% lebih banyak untuk paket 5G yang dilengkapi dengan layanan digital.
Ericsson sendiri turut menampilkan beberapa contoh penggunaan 5G pada acara peluncuran 5G Telkomsel. Ericsson antara lain menyediakan stan interaktif yang membolehkan pengunjung merasakan live streaming 360 VR (360° menggunakan headset VR — virtual reality) dari kota Batam, menggunakan kamera wearable neckband 360° dari sebuah startup yang menjadi bagian dari program Ericsson Startup5G. Live streaming tersebut didukung konektivitas 5G dari ujung ke unjung antara Batam dan Jakarta. Ericsson menambahkan pula bahwa pengunjung sangat antusias terhdadap contoh penggunaan yang dihadirkannya.
“5G akan mengubah cara masyarakat berinteraksi, fungsi masyarakat dan kinerja bisnis, serta memacu ekspansi ekonomi secara masif. Ericsson, sebagai pemimpin industri teknologi informasi dan komunikasi, memiliki hampir 140 perjanjian komersial 5G, 86 5G live network di seluruh dunia, serta memiliki 57.000 paten global. Selama lebih dari 100 tahun hadir di Indonesia, kami telah menjalin kerja sama yang kuat dengan pemerintah daerah serta operator telekomunikasi terbaik. Kami berharap untuk dapat terus memberikan pengalaman 5G bagi konsumen Indonesia bersama dengan Telkomsel, dan mendukung agenda pemerintah menuju transformasi digital dan aplikasi Industri 4.0 di Indonesia,” ujar Jerry Soper (Country Head Ericsson Indonesia).
“Telkomsel selalu menjadi yang terdepan dalam teknologi telekomunikasi di Indonesia. Selama beberapa tahun terakhir, kami telah berinvestasi secara signifikan untuk membangun pengetahuan praktis mengenai 5G, pengembangan talenta, dan serangkaian rancangan komprehensif dalam menghadirkan 5G ke Indonesia. Untuk itu, kami sangat senang dapat menjadi operator pertama yang meluncurkan 5G di Indonesia. Komitmen kami selanjutnya adalah memastikan 5G tersedia untuk semua lapisan masyarakat Indonesia. Telkomsel secara bertahap akan memperluas jangkauan 5G dan mengembangkan solusi digital melalui layanan 5G dengan kualitas terbaik, jaringan berkecepatan tinggi, dan latensi rendah, yang lebih baik dari 4G. Kami berharap untuk dapat memperkuat kolaborasi kami dengan Ericsson serta pemangku kepentingan lainnya dalam ekosistem 5G untuk menyediakan jaringan, layanan, serta solusi yang bermanfaat dan dapat diakses oleh semua orang,” tutup Hendri Mulya Syam (CEO Telkomsel).