Find Us On Social Media :

ESET Temukan 'Maling Online' Wara-wiri di Kemenlu Asia dan Afrika

By Indah PM, Jumat, 18 Juni 2021 | 19:00 WIB

Ilustrasi Cybersecurity

Penelitian ESET terbaru di 2021 ini, menemukan adanya sebuah backdoor yang menargetkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dari Asia sampai dengan Afrika dan perusahaan-perusuhaan telekomunikasi. Backdoor ini disebut sebagai BackdoorDiplomacy.

Ancaman grup Advanced Persistent Threat (APT) baru ini memilih target serangannya dengan teliti dan hati-hati, seperti Kemenlu yang merupakan bagian dari jaringan pemerintah dan perusahaan telekomunikasi, pusat lalu lalangnya data, jadi bukan target asal sembarang pilih.

Korban BackdoorDiplomacy telah ditemukan di Kementerian Luar Negeri beberapa negara Afrika, serta di Eropa, Timur Tengah, dan Asia. Target tambahan termasuk perusahaan telekomunikasi di Afrika, dan setidaknya satu badan amal Timur Tengah.

“BackdoorDiplomacy berbagi taktik, teknik, dan prosedur dengan kelompok lain yang berbasis di Asia,” kata Jean-Ian Boutin (Head of Threat Research di ESET).

Hasil dari investigasi kasus, diketahui operator menggunakan Taktik, Teknik, dan Prosedur (TTP) serupa, tetapi memodifikasi alat yang digunakan, bahkan dalam wilayah geografis yang dekat, kemungkinan untuk membuat pelacakan grup lebih sulit.

BackdoorDiplomacy juga merupakan grup lintas platform yang menargetkan sistem Windows dan Linux. Grup ini menargetkan server dengan port yang terpapar internet, kemungkinan mengeksploitasi keamanan unggah file yang tidak diamankan dengan baik atau kerentanan yang belum ditambal.

Sebagian korban ditargetkan dengan executable pengumpulan data yang dirancang untuk mencari media yang dapat dipindahkan (kemungkinan besar USB flash drive). Implan secara rutin memindai drive tersebut, setelah mendeteksi penyisipan media yang dapat dipindahkan, kemudian mencoba menyalin semua file di dalamnya ke arsip yang dilindungi kata sandi. BackdoorDiplomacy juga mampu mencuri informasi sistem korban, mengambil screenshot, menulis, memindahkan, atau menghapus file.

Baca Juga: ESET World 2021: Gelsemium, Otak di Balik Spionase Dunia Maya

Dengan menjadikan jaringan pemerintah dan perusahaan besar sebagai target, maka konsekuensi dari penyusupan dan pencurian data ini tentu saja akan sangat pelik karena mencakup banyak hal vital. Mulai dari pencurian kekayaan intelektual, rahasia dagang atau paten; informasi sensitif yang disusupi seperti data pribadi karyawan dan pengguna; hingga sabotase infrastruktur organisasi penting seperti penghapusan basis data.

Dampak dari serangan APT tidak akan pernah sederhana, imbasnya bisa dirasakan dalam jangka waktu yang panjang, karena rahasia negara selalu berkaitan dengan politik, ekonomi, sosial dan militer.

“Menjalankan serangan APT membutuhkan lebih banyak sumber daya daripada serangan aplikasi web standar. Para pelaku biasanya adalah tim penjahat siber berpengalaman yang memiliki dukungan finansial yang besar,“ ungkap Yudhi Kukuh (IT Security Consultant PT Prosperita Mitra Indonesia) melalui keterangan tertulis, Jumat (18/6/2021).

Serangan APT berbeda dari ancaman aplikasi web tradisional, karena secara signifikan lebih kompleks, mereka tidak hit and run saat menjalankan serangan, setelah jaringan disusupi, pelaku tetap tinggal untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin. Dan biasanya dieksekusi secara manual (tidak otomatis) terhadap tanda tertentu dan diluncurkan tanpa pandang bulu terhadap sejumlah besar target. Selain itu, mereka sering bertujuan untuk menyusup ke seluruh jaringan, bukan hanya satu bagian tertentu.

Baca Juga: ESET Berikan 11 Langkah Mitigasi Agar Terhindari dari Modus SIM Swap

Infiltrasi semacam ini akan terus berlanjut, yang harus dilakukan saat ini adalah bagaimana menguatkan dan merapatkan sistem keamanan agar tidak dapat ditembus. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan versi ESET:

  1. Memantau lalu lintas masuk dan keluar, dianggap sebagai praktik terbaik untuk mencegah pemasangan backdoor dan memblokir ekstraksi data yang dicuri.
  2. Mengontrol domain yang dapat diakses dari jaringan, serta aplikasi yang dapat diinstal oleh pengguna. Ini adalah metode lain yang berguna untuk mengurangi tingkat keberhasilan serangan APT dengan meminimalkan permukaan serangan.
  3. Menambal perangkat lunak jaringan dan kerentanan OS secepat mungkin.
  4. Enkripsi koneksi jarak jauh untuk mencegah penyusup masuk ke situs Anda.
  5. Memfilter e-mail masuk untuk mencegah serangan spam dan phising yang menargetkan jaringan Anda.