Find Us On Social Media :

Asalkan Gratis, Konsumen Indonesia Rela Nonton Konten Diselingi Iklan

By Indah PM, Kamis, 24 Juni 2021 | 17:30 WIB

Ilustrasi Online Advertising

Menurut hasil riset Kantar yang dilakukan oleh The Trade Desk, masyarakat Indonesia melakukan streaming konten OTT (Over-the-Top Television) hampir tiga miliar jam per bulan. Hal ini menjadikan Indonesia negara yang paling banyak menonton OTT di Asia Tenggara.

Konsumen Indonesia juga termasuk yang paling toleran terhadap iklan. Sebanyak 95 persen pemirsa OTT di Indonesia akan menonton iklan dengan imbalan berupa konten gratis, dan 66 persen pemirsa OTT Indonesia mengaku mengingat merek, produk, atau layanan dari iklan terakhir yang mereka lihat.

Hal ini tentu saja menjadi peluang signifikan bagi pengiklan untuk merangkul OTT sebagai salah satu saluran yang berkembang pesat untuk menjangkau konsumen dalam skala besar.

Senada dengan Kantar, hasil riset Integral Ad Science (IAS), pionir dalam penyedia verifikasi iklan digital juga menyebut bahwa mayoritas konsumen Indonesia yang menggunakan CTV (Connected TV) menunjukkan perilaku baru. Konsumen Indonesia sangat terbiasa menonton konten gratis yang diselingi dengan iklan.

Lonjakan konsumsi digital di seluruh Indonesia pun terjadi di saat orang-orang berada di rumah akibat pandemi yang sedang berlangsung. Konsumen semakin mengandalkan perangkat yang terhubung dengan internet untuk mendapatkan hiburan dan informasi, termasuk juga streaming videostreaming audio, dan berita secara daring.

The Trade Desk, pemain periklanan global berbasis teknologi, menyadari kondisi ini. The Trade Desk menjalin kemitraan strategis dengan RCTI+, platform OTT Indonesia dari jaringan televisi free-to-air swasta milik MNC Group, dan IndiHome, Internet Fixed Broadband & Internet Protocol Television (IPTV) lokal.

Melalui platform Programmatic Advertising The Trade Desk, marketers dapat mengakses inventory iklan premium di berbagai situs web, aplikasi, podcast, dan platform streaming OTT untuk dapat menargetkan ke audiens yang relevan, di berbagai perangkat di medium yang tepat, pada waktu yang tepat.

“Pada tahun lalu, ketika pengiklan dihadapkan pada kekuatan data, mereka beralih menggunakan programmatic advertising seperti platform The Trade Desk dengan lebih agresif dibandingkan dengan sebelumnya,” kata Florencia Eka (Country Manager Indonesia, The Trade Desk) melalui diskusi virtual, Rabu (23/6/2021).

Wanita yang akrab disapa Flo ini menambahkan, baik CTV dan OTT merupakan segmen dengan pertumbuhan tercepat di The Trade Desk. Melalui Platform OTT seperti RCTI+ memungkinkan pengguna untuk menonton konten video premium melalui internet, sekaligus memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memilih konten apa yang ingin mereka tonton, kapan pun dan di perangkat mana pun. 

Sementara itu, bagi IndiHome, kemitraan ini akan menawarkan akurasi dan relevansi lebih kepada pengiklan dalam menargetkan 3,6 juta pelanggan TV IndiHome dari 8,2 juta pelanggan broadband tetap dan 14 juta pemirsa potensial di lebih dari 300 kota di seluruh Indonesia.

Berkat Connected TV, iklan di televisi kini bukan lagi hanya tentang menjangkau penonton pada waktu tertentu di acara tertentu, tetapi menjangkau penonton berdasarkan lokasi, preferensi dan minat mereka, selagi mereka menonton.