Find Us On Social Media :

Jangan Tertipu!, Bagaimana Cara Mengetahui Berita Hoaks di Internet?

By Adam Rizal, Kamis, 1 Juli 2021 | 14:30 WIB

Ilustrasi Hoaks Corona

Banyak berita misinformasi yang berseliweran di Internet dan membuat pembaca terkecoh. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) telah menemukan banyak konten misinformasi dan hoaks yang bertebaran di internet, khususnya dalam kurun satu tahun terakhir.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, Kominfo bekerja sama dengan Google memerangi misinformasi ini dengan cara memberikan edukasi literasi digital sekaligus mencerdaskan masyarakat, khususnya cerdas dalam membaca informasi.

"Kami berikan edukasi supaya lebih cerdas dan mencari sumber yang bisa dipercaya," kata Semmy dalam acara daring bertajuk Safer with Google.

Director Goverment Affairs Google Indonesia, mengatakan, Google bekerja sama dengan Kominfo, Maarif Institute dan Mafindo untuk memerangi misinformasi dan hoaks di ruang kelas, dengan meluncurkan program bernama "Tular Nalar".

"Program ini menargetkan 26.000 pengajar agar bisa memerangi misinformasi di ruang kelas. Saat ini, program ini sudah hadir di 160 kota di Indonesia," kata Putri dalam acara yang sama.

Kominfo dan Google pun memberikan tips agar masyarakat dapat dengan mudah mengidentifikasi misinformasi/hoaks di internet:

1. Pengguna harus menanamkan prinsip bahwa segala sesuatu yang dibaca dan ditemukan di ruang digital, tidak bisa dipercaya sebelum pengguna mempercayai sumber dari konten tersebut.

"Untuk itu, kita harus mencari sumbernya dan mengetahui siapa yang menulisnya, dan di website mana. Ini adalah rule number one-nya," jelas Semmy.

2. Jangan mengandalkan satu sumber informasi saja. Pengguna disarankan untuk mencari konten dengan topik yang sama dari sumber lain, misalnya bisa dari beberapa artikel berbeda dari beberapa sumber media terpercaya.

"Kalau misalnya ternyata nggak ada pembahasan yang sama di media-media lain, itu pertanda buruk," kata Putri.

3. Bila dirasa kurang, pengguna juga bisa melakukan verifikasi fakta melalui laman Fact Check Explorer Google.

"Saat ini sudah ada lebih dari 100.000 cek fakta yang dilakukan Google di laman tersebut," kata Semmy.

Ia juga mengatakan, program literasi digital ini akan terus berjalan, seiring dengan perkembangan teknologi yang tak ada habisnya.

"Diharapkan dengan adanya upaya-upaya ini, ruang digital kita semakin aman dan bisa bermanfaat bagi masyarakat. Dan semua ornag bisa merasakan asas manfaat dari transformasi digital," kata Semmy.