Find Us On Social Media :

Jabra Tegaskan Pentingnya Investasi Audio oleh Operator Telemedicine

By Cakrawala, Rabu, 14 Juli 2021 | 09:00 WIB

Ilustrasi penggunaan headset pada penyedia telemedicine.

Jabra kemarin menegaskan pentingnya operator telemedicine di tanah air untuk melakukan investasi audio yang baik demi memastikan operasinya tidak terkendala audio, misalnya karena suara anggota masyarakat yang menggunakan layanan terdengar kurang jelas oleh petugas call center. Sebagai penyedia aneka perangkat audio seperti headset untuk call center, Jabra percaya investasi audio menggunakan produk-produknya adalah pilihan yang tepat.

Telemedicine sendiri belakangan memang makin banyak digunakan berkat wabah COVID-19 yang masih terus berlangsung. Salah satu langkah menekan wabah COVID-19 tentunya adalah mengurangi aktitivitas di luar rumah sehingga "kunjungan" ke dokter dan membeli obat banyak dilakukan secara daring. Menurut Survei dari Google, Temasek, dan Bain & Company bertajuk "SEA e-Conomy 2020", pengguna aktif aplikasi Halodoc naik sekitar 101% pada Maret 2020 dibandingkan rata-rata 2019. Begitu pula pengguna aktif aplikasi telemedicine lain di Indonesia, Alodokter, yang naik sekitar 39%.

Jabra menyebutkan pihaknya selama ini telah banyak melayani kebutuhan perusahaan di Indonesia sehubungan perangkat audio agar petugas call center mampu melayani konsumen perusahaan tersebut secara optimal. Jabra pun menambahkan bahwa klien segmen B2B (business to business) di Indonesia saat ini makin mengutamakan perangkat yang berkualitas, mendukung produktivitas, serta layanan purna jual yang dapat diandalkan; ketiga hal itu diklaim Jabra ditawarkan olehnya.

“Terutama bagi konsumen yang bergerak di penyedia layanan kesehatan dan perbankan terkemuka di Indonesia, investasi mereka pada perangkat audio yang berkualitas dan punya umur pakai panjang cukup banyak,” ujar Brodjo Koesworo Hadiputro (Country Manager, Enterprise, Jabra). “Kendala seperti suara yang kurang optimal sudah harus ditangani oleh provider. Salah satu kunci utama pelayanan telehealth agar sustain ada di investasi perangkat audio. Karena, ini ada hubungannya dengan teknis kesehatan pasien yang rumit dan tidak boleh salah dengar, agar diagnosis dan penanganan yang diberikan juga tepat,” tambahnya.

Salah satu produk yang dikedepankan Jabra adalah Biz 2400 yang mengalami kenaikan permintaan semenjak wabah COVID-19 berlangsung di tanah air. Jabra mengeklaim Biz 2400 mudah terkoneksi ke banyak perangkat, nyaman digunakan dalam waktu lama, dan punya fitur peredam kebisingan.

“Salah satu fitur unggulan yang dimiliki seri Biz 2400 adalah SafeTone, dimana fitur ini dirancang untuk memastikan kesehatan indera pendengar tetap terjaga, meski memakai perangkat headset dalam waktu lama. Selain kualitas audio yang jernih, kami memang tidak pernah luput untuk memastikan aspek keamanan jangka panjang pemakai,” pungkas Brodjo Koesworo Hadiputro.