Perusahaan-perusahaan juga belum menganggap pengembangan infrastruktur digital sebagai inti bisnis dari sebuah perusahaan, sehingga bagi mereka biaya energi dan jejak karbon di data center bukan menjadi prioritas mereka.
"Jadi ini membuat sejumlah besar potensi pengurangan karbon secara maksimal sulit tercapai," kata Morgan, sebagaimana dihimpun IT Brief New Zealand.
AWS sendiri dikatakan Ken Haig, saat ini tengah berupaya keras dalam pengadaan energi yang 100 persen terbarukan untuk mendukung seluruh kebutuhan energi di tahun 2030.
Salah satu upayanya adalah dengan menjalin kolaborasi dengan Vector, perusahaan energi terbesar di Selandia Baru, dalam membangun New Energy Platform (NEP). NEP yang dibangun AWS merupakan solusi analitik berbasis Internet of Things bagi industri energi dan didayai oleh teknologi AWS untuk membantu menghadirkan opsi-opsi energi yang dapat diandalkan, terjangkau dan bersih.
Dampak negatif Jejak karbon mencakup emisi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil di pabrik, pemanas, transportasi, serta emisi yang diperlukan untuk menghasilkan listrik yang terkait dengan barang dan jasa yang dikonsumsi.
Menurut keterangan di laman Zero Waste Indonesia, jejak karbon dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan, seperti kekeringan, berkurangnya sumber air bersih, cuaca ekstrem, bencana alam, dan lain-lain.