Mendukung terwujudnya Industri 4.0 dan membantu industri manufaktur Indonesia bangkit dari pandemi, Selandia Baru menyediakan platform pelatihan teknologi terkini, Industry 4.0 Demonstration Network.
“Making Indonesia 4.0” merupakan strategi Indonesia untuk bisa masuk ke daftar sepuluh negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030. Menjadi jantung dari strategi ini, sektor manufaktur merupakan salah satu industri yang terbilang sangat tangguh bahkan dalam situasi pandemi. Namun tantangannya adalah kurangnya penyedia teknologi pintar di Indonesia.
Buka Akses ke Penyedia Teknologi Global
Sementara itu, Selandia Baru sebagai salah satu negara terdepan dalam penggunaan teknologi pintar telah mengalokasikan dana sebesar 6,8 juta dolar New Zealand untuk platform Industry 4.0 Demonstration Network. Inisiatif ini digelar pemerintah Selandia Baru untuk mendorong bisnis global menerapkan teknologi digital yang akan meningkatkan efisiensi, keselamatan, dan daya saing industri manufaktur, termasuk industri manufaktur di Indonesia.
“Sebagai lembaga pengembangan bisnis internasional Selandia Baru, New Zealand Trade and Enterprise (NZTE) berkomitmen untuk mendukung perkembangan Industri 4.0 di Indonesia. Industry 4.0 Demonstration Network merupakan platform pelatihan yang sangat baik untuk mempercepat adopsi teknologi pintar di Indonesia. Platform ini akan membuka akses bagi manufaktur Indonesia ke berbagai penyedia teknologi terkemuka internasional dari Selandia Baru,” kata Diana Permana, Komisaris Perdagangan New Zealand untuk Indonesia.
Industry 4.0 Demonstration Network melibatkan kemitraan antara konsultan teknik dan teknologi terkemuka Selandia Baru, Beca, entitas negara Callaghan Innovation, dan Employers and Manufacturers Association (EMA). Platform ini terdiri dari mobile showcase, kunjungan lapangan, dan kunjungan pabrik pintar.
Sediakan Referensi
“Industry 4.0 Demonstration Network menyediakan roadmap bagi perusahaan untuk menggali potensi pengaplikasian dari berbagai teknologi pintar. Beca merupakan badan yang memimpin proyek mobile showcase tersebut. Kami mengedukasi manufaktur dengan berbagai studi kasus yang sukses dalam transformasi Industri 4.0 dari perusahaan-perusahaan Selandia Baru. Manufaktur dapat memahami bagaimana memanfaatkan data intelijen dan alat analitik real-time untuk memaksimalkan operasi,” jelas Elise Salt, Digital Engineer Beca.
Dalam mengimplementasikan Industri 4.0, perusahaan disarankan untuk mengembangkan strategi implementasi berdasarkan kebutuhan masing-masing dan memperoleh referensi dari pabrik Industri 4.0 yang sudah berjalan. Dua hal tersebut dapat diperoleh melalui Industry 4.0 Network, yang terdiri dari Mobile Showcase, kunjungan lapangan, tur pabrik pintar, dan Industri 4.0 Centre.
Dukungan Teknologi Terkini
Mobile Showcase sendiri mencakup garis besar dari teknologi Industri 4.0, peningkatan produktivitas, jaminan kualitas, pemeliharaan yang berkualitas dan efisien, serta peningkatan pengambilan keputusan belanja modal. Hal ini melibatkan teknologi analitik data, pemodelan & simulasi, robot canggih, Augmented Reality (AR) & Virtual Reality (VR), digital twins, Artificial Intelligence (AI) & Machine Learning (ML), additive manufacturing atau pencetakan 3D, dan Internet of Things (IoT).
“Manufaktur dapat memperoleh informasi kritikal tentang kinerja pabrik mereka dengan menggunakan sensor, drone, dan berbagai sumber lain untuk memperoleh data secara real-time. Alat digital yang kuat seperti Machine Learning berbasis AI akan memproses dan menganalisa data yang dikumpulkan. Akses terhadap pengkajian yang akurat tersedia melalui platform Software-as-Service (atau disingkat SaaS) yang terintegrasi dan mobile. Hasilnya, manufaktur dapat mendeteksi anomali operasional dan mengoptimalkan energi, kenyamanan, dan pemeliharaan,” jelas Andrew Kelman, Country Manager Indonesia, Beca.