Menggunakan data anonim dari website Kaspersky Privacy Checker, Kaspersky mengungkapkan dua kerisauan pengguna terkait privasi dan keamanan data pribadi.
Hasil analisis terhadap data anonim yang dikumpulkan Kaspersky selama dua tahun, mulai Desember 2019 hingga Agustus 2021, memperlihatkan kekhawatiran pengunjung Privacy Checker terhadap privasi pada sistem operasi mobile dan privasi data yang dikumpulkan oleh Google.
Sebanyak 21,2% pengunjung situs datang ke website Privacy Checker untuk mencari tahu tentang privasi sistem operasi mobile. Dari jumlah tersebut, item yang paling sering diklik pengunjung situs adalah Android (11,1%), aturan keamanan Android OS (7,3%), dan setting WhatsApp di Android (5,9%).
Sedangkan untuk medsos, pengunjung situs Privacy Checker paling sering membaca informasi tentang keamanan Facebook (15,7%), Instagram (9,9%), TikTok (8,1%). Yang menarik adalah Tiktok menempati peringkat ketiga padahal jumlah pengguna aktif per bulannya empat kali lebih kecil dari Facebook, 689 juta berbanding 2,9 miliar. Artinya, privasi yang ditawarkan TikTok juga menjadi perhatian besar pengunjung situs.
Untuk aplikasi perpesanan, pengguna paling menaruh perhatian terhadap keamanan WhatsApp. Ada 13,9% pengunjung situs yang mencari cara melindungi privasi di aplikasi milik Facebook ini. Jejaring sosial Rusia VK juga berhasil menjadi query global teratas, dengan 7,7%. VK adalah jejaring sosial paling populer di Rusia, dan pangsa permintaan instruksi keamanan di antara pengguna Rusia adalah 25,3%.
Head of Social Media, Kaspersky, Sergey Malenkovich menjelaskan, aktivitas sehari-hari pengguna di web dapat menyebabkan akumulasi jejak digital. Platform dan layanan online bisa menyimpan data-data yang sensitif, seperti IP address, komentar, foto, geotag, dan bahkan data biometrik yang didapat dari foto.
“Statistik pengunjung dalam proyek Privacy Checker menunjukkan bahwa pengguna mulai menaruh minat aktif pada privasi dan keamanan akun mereka dan berusaha mengurangi jejak digital jika memungkinkan. Tingginya pangsa permintaan kebijakan keamanan TikTok menunjukkan minat pada platform itu sendiri dan sekaligus kekhawatiran pengguna tentang beberapa praktik pengumpulan data mereka, yang baru-baru ini disorot di media,” ujar Sergey Malenkovich.
Anda dapat menemukan informasi mendetail tentang pengaturan privasi akun di situs web Kaspersky Privacy Checker. Di situs ini, Anda dapat mencari langkah-langkah mengatur fitur perlindungan privasi dengan tiga pilihan privacy level di situs web ini (relaxed, medium, atau tight), untuk 4 sistem operasi(Windows, MacOS, iOS and Android), dan berbagai layanan online (Instagram, Facebook, Google, dan lain-lain).
Selain itu, Kaspersky juga merekomendasikan strategi perlindungan privasi:
- Jangan menyimpan data sensitif, seperti pemindaian paspor atau daftar kata sandi di public cloud. Sebaiknya Anda menyimpan data-data tersebut di penyimpanan lokal atau di dalam arsip terenkripsi.
- Gunakan private browsing untuk menghindari risiko pelacakan di internet. Kaspersky juga menyarankan penggunaan solusi, seperti Kaspersky Internet Security.
- Jaga kerahasiaan alamat e-mail utama dan nomor telepon Anda. Sebaiknya buat akun email tambahan dan membeli kartu SIM tambahan yang dapat digunakan untuk keperluan berbelanja online dan situasi lainnya yang mengharuskan Anda berbagi data dengan orang asing/pihak ketiga.
- Tinjau izin untuk setiap aplikasi seluler dan ekstensi browser. Sebaiknya hindari memasang ekstensi browser kecuali Anda benar-benar membutuhkannya. Periksa dengan cermat izin yang Anda berikan kepada fitur tersebut.
- Amankan ponsel dan komputer Anda dengan kata sandi (password) atau kode sandi (passcode). Opsi yang aman adalah menggunakan kata sandi atau autentikasi biometrik untuk mengunci ponsel, komputer tablet, dan komputer.