2. Mengurangi Waktu Deteksi dan Respons
Sejalan dengan pemeriksaan yang lebih menyeluruh, kemampuan AI untuk memproses data dalam jumlah lebih besar dibandingkan manusia, membuat AI bisa melakukan pemeriksaan yang sama dalam waktu lebih singkat. Dengan kata lain, menggunakan AI untuk mengautomasi pemeriksaan data yang lalu lalang pada jaringan perusahan bisa mengurangi waktu deteksi ancaman terhadap cyber security.
Tak sekadar mengurangi waktu deteksi ancaman terhadap cyber security perusahaan, AI pun kemudian bisa memberikan respons dalam waktu yang lebih singkat. Bukan hanya karena mendeteksi ancaman yang dimaksud lebih cepat dari manusia, melainkan juga karena AI bisa lebih gegas memilih dan mengaplikasikan respons yang tepat.
3. Tidak Bosan dan Tidak Letih
Bekerja dalam waktu lama tak jarang membuat manusia menjadi letih. Begitu pula dengan pekerjaan yang monoton alias itu-itu saja yang bisa membuat manusia menjadi bosan. Meski terdapat ancaman baru maupun strategi baru yang digunakan penyerang, menurut Cyber Management Alliance dasar-dasar best practice cyber security adalah sama setiap harinya. Dengan kata lain, personel perusahaan yang ditugaskan mengurusi hal itu bisa menjadi bosan.
AI tentunya tidak akan bosan meski melakukan hal yang serupa dalam waktu yang lama. AI pun tidak akan letih meski bekerja terus-menerus. Kebosanan dan keletihan bisa menurunkan kinerja manusia. Namun, berhubung AI tidak bosan dan tidak letih, sewajarnya kinerja AI tidak akan menurun meski mengerjakan hal yang serupa secara terus-menerus. AI juga tidak butuh istirahat sehingga bisa melakukan fungsinya sehubungan cyber security perusahaan secara 24/7.
4. Belajar Seiring Waktu
Mirip manusia, AI juga bisa belajar seiring waktu sehingga bisa dibilang makin cerdas. Alhasil, AI makin mampu menemukan ancaman terhadap cyber security perusahaan. AI juga bisa mengenali operasi yang normal dari jaringan perusahaan sehingga apabila ada yang abnormal bisa langsung mendeteksinya. Selain itu, AI juga bisa dilatih memanfaatkan cyber attack populer meski belum pernah menimpa perusahaan bersangkutan.
Berbeda dengan manusia, AI yang digunakan perusahaan untuk cyber security sewajarnya tidak akan mengundurkan diri dan pindah ke perusahaan lain. Oleh karena itu, “ilmu” yang telah diperolehnya tidak akan hilang atau berkurang. Hal seperti ini tentu lebih sulit dipastikan apabila ada personel yang mengundurkan diri dari tim TI perusahaan yang mengurusi cyber security.
5. Melawan AI yang Digunakan Penyerang
Penggunaan AI tidak hanya sebatas untuk tindakan yang baik. Penyerang dalam melakukan cyber attack juga bisa menggunakan AI. Menawarkan kelincahan yang lebih tinggi, cyber attack yang menggunakan AI sewajarnya akan lebih sulit diatasi oleh manusia tanpa bantuan AI. Memanfaatkan AI untuk cyber security membantu perusahaan dalam melawan AI yang digunakan oleh penyerang tersebut.
Tak heran apabila sejumlah pihak menyebutkan bahwa perang AI antara penyerang dan yang menjalankan cyber security di perusahaan setidaknya menjelang. Studi Forrester pada tahun 2019 pun menemukan bahwa 88% pembuat keputusan sehubungan cyber security memperkirakan cyber attack yang menggunakan AI akan menjadi mainstream.