PT Johnson & Johnson Indonesia baru-baru ini mengadakan tele proctoring bagi para tenaga kesehatan, khususnya dokter bedah.
Program ini memfasilitasi tenaga kesehatan secara daring melalui sistem khusus yang dibangun dan dapat diakses oleh ahli bedah di mana saja mereka berada, termasuk di daerah-daerah terpencil. Dengan demikian, para tenaga kesehatan dapat terus mengembangkan serta meningkatkan keahlian dan kemampuannya meskipun sedang dalam situasi pandemi.
Sementara bagi PT Johnson & Johnson Indonesia sendiri, program ini merupakan wujud upayanya memperkuat serta membuktikan komitmennya untuk terus mendukung tenaga kesehatan di tengah pandemi.
Program ini menghadirkan Dr. Harish Mithiran Muthiah, Consultant Surgeon dari National University Hospital; dan Dr. Saladdin Tjokronegoro, Sp.BTKV, dari Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo yang merupakan anggota Komisi Hubungan Internasional dan Antar Lembaga, Perhimpunan Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular Indonesia (HBTKVI).
“Di tengah pandemi global COVID-19 dan seiring dengan berkembangnya dunia digital saat ini, banyak inovasi-inovasi baru yang bermunculan yang dapat dilakukan untuk mendukung kesehatan di Indonesia, salah satunya adalah program tele-proctoring tersebut. Sebagai bagian dari salah satu perusahaan perawatan kesehatan terkemuka di dunia, kami akan terus berupaya mendukung tenaga kesehatan untuk meningkatkan keahlian mereka di tengah situasi pandemi COVID-19," ujar Devy Yheanne, Country Leader of Communications and Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia.
Devy menambahkan, inovasi seperti ini akan dilanjutkan dan menjadi standar proses pengajaran dalam dunia medis, termasuk di Indonesia.
"Kami akan terus berkontribusi untuk dapat terus mendukung pemerintah dan tenaga kesehatan di Indonesia dalam upaya mengingkatkan kualitas kesehatan di Indonesia melalui berbagai inovasi,” pungkas Devy Yheanne.