Find Us On Social Media :

The Trade Desk: Konsumen Lebih Memilih Iklan daripada Membayar

By Cakrawala, Kamis, 9 September 2021 | 23:55 WIB

Ilustrasi menikmati konten pada laptop yang dihantarkan melalui internet.

The Trade Desk beberapa hari lalu membagikan beberapa temuannya pada riset yang dilakukannya dengan bantuan YouGov di dunia. Adapun temuan-temuan yang dibagikan The Trade Desk adalah seputar iklan yang muncul saat konsumen menikmati konten gratis melalui internet. Salah satunya adalah sebagian besar konsumen Indonesia lebih memilih menonton iklan daripada harus membayar ketika mengakses sebuah situs web. Temuan itu tentu merupakan berita yang menyenangkan bagi pemasar. Menariknya lagi, lebih dari setengah konsumen Indonesia tersebut bersedia berbagi informasi tentang minat mereka untuk mendapatkan iklan yang lebih relevan.

Secara spesifik, sebanyak 67% konsumen Indonesia lebih memilih menonton iklan daripada harus membayar ketika mengakses sebuah situs web. Sementara itu, 59% konsumen Indonesia juga bersedia berbagi informasi tentang minat mereka untuk mendapatkan iklan yang lebih relevan. Tak hanya itu, kesadaran bahwa iklan berperan penting untuk mendukung konten gratis pada open internet pun telah merasuki mayoritas konsumen Indonesia. The Trade Desk menyebutkan sebanyak 73% konsumen Indonesia menyadari bahwa iklan berperan penting untuk mendukung konten gratis pada open internet. Sejalan dengan kesediaan berbagai informasi tentang minatnya, 52% konsumen Indonesia lebih menyukai melihat iklan yang relevan saat menjelajahi konten pada open internet.

Open internet alias internet terbuka merujuk pada konsep bahwa aneka informasi yang ada di web, semuanya adalah gratis dan tersedia untuk siapa saja, tanpa dipengaruhi oleh motif dari ISP (internet service provider). Adapun riset yang dimaksud diselenggarakan pada bulan Maret 2021 lalu di sembilan negara. Khusus konsumen Indonesia, diwakili oleh 2.135 responden berusia 18 tahun ke atas dari Indonesia.

“Masyarakat di Indonesia telah menunjukkan keinginan yang kuat untuk berbagi informasi mengenai data mereka untuk mendapatkan iklan yang relevan. Bagi pemasar yang ingin terhubung dengan audiens berkualitas dalam skala besar dapat beriklan di internet terbuka, yang menawarkan konten premium yang bermakna bagi konsumen,” ujar Florencia Eka (Country Manager, The Trade Desk, Indonesia). “Sering kali konsumen terpapar dengan iklan yang sama dan diulang berkali-kali, bahkan tidak jarang konsumen terpapar iklan yang tidak relevan. The Trade Desk dapat membantu pemasar mengelola frekuensi iklan di dalam setiap kampanye untuk menjangkau audiens yang relevan, serta menjangkau lintas platform dan lintas perangkat pada internet terbuka. Pada akhirnya, kami ingin membantu brand terhubung dengan target audiens mereka di seluruh perjalanan digital dengan lebih bermakna,” imbuhnya.

The Trade Desk menambahkan bahwa iklan yang relevan tidak hanya menumbuhkan nilai bagi pemasar tetapi juga menguntungkan bagi penerbit/penayang. Dengan adanya iklan yang relevan, penayang dapat memonetisasi konten yang ditayangkan. Uang yang diperoleh tentunya bisa digunakan pula untuk menghasilkan konten lain yang berkualitas.

“Pandemi telah mempercepat perubahan preferensi orang untuk memilah konten digital, dan penayang menanggapi perubahan ini. Kami percaya bahwa semakin relevan iklan yang ditampilkan kepada konsumen, akan semakin berharga bagi pemasar, dan begitu pula bagi penayang, yang semakin dapat digunakan untuk mendanai konten bernilai yang dibuat oleh para jurnalis dan content creators terkemuka. Internet terbuka menawarkan pilihan bagi konsumen untuk memilih konten berkualitas dan penayang akan semakin menyadari nilai yang sesungguhnya dari konten yang mereka hasilkan,” sebut Moris Rusmanto (Digital Sales Director, KG Media).

Sejalan dengan temuannya, The Trade Desk menekankan dirinya telah merancang Unified ID 2.0 sebagai solusi dari sudut pandang konsumen yang akan menggantikan cookie. Cookie pihak ketiga sendiri akan tidak didukung oleh Chrome mulai tahun 2023. Bukan sekadar menggantikan cookie sehingga pemasar dan penayang bisa mempertahankan nilai iklan yang relevan, The Trade Desk mengeklaim Unified ID 2.0 juga meningkatkan privasi dan kontrol bagi konsumen.