Find Us On Social Media :

Good Doctor Bantu Atasi Dampak Fisik dan Mental Akibat "Long COVID-19"

By Indah PM, Selasa, 14 September 2021 | 15:05 WIB

Ilustrasi digital health

Good Doctor Technology Indonesia (Good Doctor) kembali mengadakan acara Good Talk sebagai bagian dari rangkaian Good Talk Series, berkolaborasi dengan Hippindo, Sentra Vaksinasi Serviam, dan Personal Growth.

Lewat acara yang digelar pada Sabtu (11/9/2021), Good Doctor turut mengundang para ahli di bidangnya untuk memberikan informasi, edukasi, serta tips dan trik yang relevan dengan isu kesehatan yang sedang marak diperbincangkan. Diselenggarakan lewat platform Instagram Live, acara Good Talk membahas mengenai Long COVID-19 serta tips dan trik untuk mengatasi dampak fisik dan mental yang diakibatkannya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kebanyakan kasus infeksi COVID-19 akan pulih dan kembali sehat dalam jangka waktu beberapa minggu. Beberapa kasus dapat menunjukkan gejala yang berlangsung lebih lama atau bahkan berbulan-bulan setelah dinyatakan negatif, dan kondisi ini disebut sebagai Long COVID-19.

Sebanyak 5-20 persen pasien COVID-19 mengalami Long COVID-19 lebih dari empat minggu, diperkirakan 1 tiap 10 pasien COVID-19 dapat mengalaminya hingga lebih dari dua belas minggu. Walaupun penderita tidak menularkan virus pada tahap ini, beberapa pasien mengalami komplikasi medis yang mungkin mengakibatkan efek kesehatan yang berkepanjangan.

Jeffri Aloys Gunawan, Sp.PD yang hadir sebagai narasumberm enjelaskan bahwa Long COVID-19 adalah apabila setelah empat pekan sejak mulai merasakan gejala COVID-19 sampai dinyatakan negatif, masih timbul gejala sisa. Gejala ini dapat berupa sesak napas, nyeri sendi, nyeri otot, batuk, diare, kehilangan penciuman, dan pengecapan.

“Meskipun gejala Long COVID-19 ini bisa diatasi secara medis, pasien COVID-19 perlu tetap selalu waspada. Apabila mengalami Long COVID-19, pasien harus lebih hati-hati dalam melakukan kegiatan sehari-hari, namun bukan berarti berhenti sepenuhnya. Pasien harus mengatur kegiatan mereka agar tidak terlalu kelelahan, melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan, dan lakukan kegiatan fisik dengan teratur agar otot-otot tetap bekerja. Apabila gejala semakin memburuk, segera hubungi dokter,” jelas dr. Jeffri.

Selain fisik, Long COVID-19 juga dapat mempengaruhi keadaan psikologis penderitanya, terutama karena mereka merasa frustasi tidak dapat kembali ke keadaan sehat seperti semula dalam waktu yang singkat. Beberapa penderita mungkin saja mengalami kesulitan dalam melakukan hal-hal yang dulu sangat mudah mereka lakukan, seperti naik tangga, berjalan jauh, atau berolahraga.

Sebuah studi yang dipublikasikan di The Lancet pada April 2021 menemukan bahwa sepertiga pasien COVID-19 telah didiagnosis dengan gejala neurologis atau psikologis, termasuk kecemasan, depresi, gangguan stres pascatrauma (PTSD), dan psikosis, dalam enam bulan setelah mereka tertular COVID-19.

Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog Klinis, CEO & Founder Personal Growth dan Sahabat Sentra Vaksinasi Serviam mengungkapkan bahwa kesehatan mental perlu diperhatikan apabila seseorang mengalami Long COVID-19, apalagi karena mereka akan merasakan frustasi karena gejala penyakit masih dirasakan walaupun mereka sudah dinyatakan sembuh.

“Dalam perjalanan untuk sembuh dari Long COVID-19, para pasien harus mengerti bahwa ini merupakan sebuah proses. Akan ada hari-hari dimana gejala terasa lebih berat dibandingkan hari lainnya. Dalam kondisi seperti ini, support system dari keluarga dan teman dapat membantuSelain itu, dengan menciptakan rutinitas yang baik dan tetap aktif, dapat memicu endorfin dan juga meningkatkan mood,” tutur Ratih.

Bagi para penderita Long COVID-19, konsultasi dengan ahli akan dapat membantu pemulihan fisik dan mental. Dalam platform Good Doctor, telah disediakan layanan untuk konsultasi dengan dokter dan juga psikolog secara daring, maka pasien tidak perlu ke luar rumah dan kembali terekspos risiko paparan virus.