Bank DBS Indonesia beberapa hari lalu meluncurkan Kartu Kredit Digital digibank di tanah air. Kartu Kredit Digital digibank itu diklaim DBS sebagai kartu kredit digital pertama di Indonesia yang memungkinkan pengguna mendapatkan persetujuan pengajuan beserta limitnya dalam 60 detik. Dengan kata lain, dalam waktu sangat singkat pengguna bisa segera menggunakan Kartu Kredit Digital digibank miliknya, misalnya untuk membayar belanjaan di e-commerce. Pengguna tidak perlu menunggu kartu fisik yang dikirimkan DBS untuk diterima lebih dahulu baru bisa digunakan. DBS menyakini Kartu Kredit Digital digibank bisa menjawab kesenjangan antara layanan kartu kredit yang ada dengan gaya hidup masyarakat saat ini, terutama milenial; bergeser dari luring ke daring.
“Kami melihat gap yang ada mengakibatkan pertumbuhan kartu kredit yang relatif stagnan dan menyisakan potensi yang besar. Dengan kebutuhan yang ada, dan sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan positif (purpose-driven bank), serta sejalan dengan komitmen digibank by DBS untuk menghadirkan solusi berkelanjutan bagi kehidupan nasabah dan komunitas, kami percaya bahwa peluncuran Kartu Kredit Digital digibank merupakan jawaban yang dapat memfasilitasi kebutuhan nasabah secara digital,” ujar Rudy Tandjung (Consumer Banking Director, Bank DBS Indonesia).
“Visa menyambut baik dan ikut bangga bisa mendukung peluncuran Kartu Kredit Digital digibank. Visi kami untuk mendukung pemerintah menuju masyarakat nontunai dapat semakin cepat terwujud dengan kolaborasi-kolaborasi seperti ini. Studi Visa mengenai Consumer Payment Attitude menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia termasuk yang paling optimis bahwa kehidupan yang serba cashless, atau setidaknya less cash dapat tercapai hanya dalam lima tahun ke depan saja, dipercepat karena adanya pandemi. Sejalan dengan itu, kami mengapresiasi langkah DBS untuk menghadirkan terobosan terbaru proses persetujuan dan limit kartu yang sangat cepat sehingga masyarakat semakin nyaman bertransaksi secara digital,” sebut Riko Abdurrahman (President Director Visa Worldwide Indonesia).
Secara keseluruhan, DBS menyebutkan terdapat tiga kelebihan yang bisa diperoleh pengguna bila menggunakan Kartu Kredit Digital digibank. Ketiga kelebihan tersebut adalah seperti berikut ini.
1. Menyiasati Waktu agar Lebih Berkualitas
Menggunakan Kartu Kredit Digital digibank pengguna bisa menyiasati waktu agar lebih berkualitas. Pasalnya, seperti telah disebutkan, pengguna tidak perlu menunggu 3 sampai 5 hari untuk mengetahui persetujuan pengajuan kartu kredit serta limit yang diperoleh, melainkan hanya 60 detik. Setelah melakukan verifikasi biometrik, pengguna pun bisa segera menggunakan Kartu Kredit Digital digibank untuk bertransaksi. Pengguna tidak perlu menunggu lama untuk menyesuaikan rencananya sehubungan kartu kredit maupun menjalankannya; pengguna bisa beroleh waktu yang lebih berkualitas dibandingkan bila digunakan untuk menunggu.
2. Menikmati Perbankan Digital dalam Genggaman
Memakai Kartu Kredit Digital digibank pengguna bisa menikmati perbankan digital dalam gengaman alias melalui smartphone. Pengguna antara lain bisa mengatur limit kartu kredit, cicilan dengan berbagai pilihan tenor, memantau informasi transaksi dan cicilan, serta mengatur pembayaran tagihan rutin secara otomatis melalui aplikasi digibank by DBS yang dapat diakses kapan saja. Dengan kata lain, menggunakan Kartu Kredit Digital digibank, pengguna tidak hanya bisa memanfaatkannya untuk bertransaksi melainkan juga perihal perbankan lainnya sehubungan kartu kredit dengan bantuan aplikasi.
3. Memberikan Kontribusi Positif untuk Lingkungan
Seperti beberapa hal lain yang bergeser dari luring ke daring, Kartu Kredit Digital digibank membuat pengguna bisa memberikan kontribusi positif untuk lingkungan. DBS mengeklaim pengajuan Kartu Kredit Digital digibank dan aneka aktvitas lainnya seperti permintaan penambahan limit, tidak lagi menggunakan kertas karena semuanya dilakukan secara digital melalui aplikasi digibank by DBS. Selain itu, berkurangnya pergerakan fisik seperti datang ke bank, juga membantu mengurangi emisi CO2.