Kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat di era pandemi, tak dimungkiri juga berdampak pada aktivitas petani. Menurut Rizky Andika Septiyanzar selaku Lead of Enterprise Crowde, pandemi beserta pembatasan kegiatan masyarakat berdampak pada melambatnya proses distribusi produk pertanian hingga menurunnya daya beli masyarakat.
Rizky menuturkan bahwa orang-orang dibatasi untuk makan di luar. Ingin berwisata dan menginap di hotel pun jadi penuh pertimbangan. Akibatnya, masyarakat benar-benar hanya makan seperlunya, padahal petani tetap berproduksi sepenuhnya. Walhasil, panen petani tak terserap maksimal dan mereka merugi.
Namun di sisi lain, menurut Rizky, sektor pertanian justru yang paling bertahan bahkan bertumbuh di masa pandemi karena produk hasil pertanian akan selalu dibutuhkan masyarakat.
Sebagai perusahaan rintisan (startup) finansial teknologi (fintech) di bidang pertanian, Crowde membagikan tips untuk mempertahankan usaha pertanian agar tetap cuan maksimal di masa pandemi.
1. Berusaha adaptif dengan situasi/kondisi saat ini
Perubahan pola konsumen membuat kondisi pasar ikut menyesuaikan. Sehingga membuat para pemilik usaha membutuhkan strategi yang berbeda. Sebagai contoh, konsumen saat ini lebih suka berbelanja kebutuhan secara daring. Mau tidak mau, pemilik usaha juga harus beralih ke sana agar dapat menjangkau konsumen yang lebih luas.
2. Terus berinovasi menggali potensi
Kondisi yang serba terbatas saat ini, perlu didorong dengan melakukan inovasi agar produktivitas usaha pertanian dapat terus meningkat. Selain itu, inovasi juga diperlukan untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi agar lebih menguntungkan. Inovasi yang dilakukan misalnya pemanfaatan lahan rawa, penggunaan teknologi pertanian, seperti alat pendeteksi cuaca, pengukur pH, dan pengukur kelembapan tanah, hingga inovasi produk pengolahan hasil panen yang menciptakan peluang baru.
3. Melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak
Dengan bergabung/bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, justru akan memberikan manfaat lebih, seperti dengan pelaku usaha yang sama atau bidang lain, pelaku industri UMKM, pelaku logistik, hingga praktisi pemasaran. Hal ini dilakukan agar dapat merumuskan strategi bersama untuk pengembangan proses produksi/budidaya, produk/komoditas pertanian, hingga distribusi dan pemasaran.
4. Menargetkan pasar ekspor
Peluang ekspor hasil pertanian sangat menggiurkan. Peluang ini bisa dimanfaatkan juga dengan coba menghasilkan produk pertanian berkualitas ekspor. Pelajari ilmu baru dan terapkan metode budidaya yang tepat.
Salah satu mitra petani Crowde yang memproduksi komoditas buncis kenya kualitas impor, mengaku memiliki treatment budidaya yang sedikit berbeda. Seperti penggunaan pupuk, pestisida, dan bibit yang harus benar-benar sesuai. Selain itu, pemanfaatan teknologi seperti rainshelter dan pengairan menggunakan mini hydra pun diterapkan. Kunci utama keberhasilan budidaya adalah dengan menetapkan tujuan budidaya dan prospek pasar lebih dulu.