Pemerintah Republik Indonesia menempatkan pembangunan sumber daya manusia sebagai prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Dalam menjalankan agenda tersebut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memiliki peran untuk meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas.
Selain itu peran yang tidak kalah penting adalah untuk mewujudkan upaya peningkatan produktivitas dan daya saing melalui pendidikan vokasi berbasis kerja sama industri. Optimalisasi keterlibatan dunia usaha dan dunia industri dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi menjadi kunci terwujudnya link and match.
Berkaca pada permasalahan tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Instalasi Perangkat Wireless dan Microwave untuk Guru Kejuruan SMK.
Kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi antara pemerintah, dalam hal ini Kantor Staf Presiden dan Kemendikbudristek dengan Huawei Indonesia. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru kejuruan SMK di bidang komputer dan jaringan khususnya, pada perangkat Wireless dan Microwave.
Untuk tahun 2021 ini total peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak 140 guru kejuruan dari SMK yang ditetapkan sebagai SMK Pusat Keunggulan yang dibagi menjadi 7 angkatan. Setiap angkatan akan diikuti oleh 20 guru. Selain itu para peserta pelatihan diminta untuk melakukan alih pengetahuan, baik teori atau praktik kepada peserta didik di sekolahnya masing-masing kepada minimal 60 peserta didik.
Kepala Staff Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko dalam sambutan pembukaan di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta mengatakan bahwa program sinergis Training of Trainers (ToT) antara Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek dan Huawei Indonesia ini sangat strategis dalam mendukung kebutuhan industri terhadap lulusan-lulusan SMK siap kerja secara berkelanjutan dan akseleratif.
Pada kesempatan yang sama, CEO Huawei Indonesia, Jacky Chen dalam sambutannya mengatakan bahwa program Training of Trainers yang diselenggarakan merupakan bagian dari program berkelanjutan Huawei yang fokus pada pengembangan kompetensi SDM Digital Indonesia yang telah dimulai sejak pertama kali hadir di Indonesia lebih dari 21 tahun lalu.
Pelatihan ini diselenggarakan di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta yang menjadi akademi Huawei dengan fasilitas terlengkap di Asia Pasifik, selama 6 hari. Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta memiliki lebih dari 100 pelatih, lebih dari 3.000 kursus pelatihan, dan lebih dari 100 mirroring environment yang dilengkapi dengan laboratorium, ruangan kelas, tempat pelatihan, serta fasilitas-fasilitas lain seperti tempat untuk belajar instalasi perangkat dan pekerjaan lapangan.
Pelatihan ini juga merupakan tindak lanjut kerja sama antara Kemendikbudristek dengan Huawei Indonesia yang telah berlangsung sejak tahun 2019, dimana sebelumnya sudah ada 502 peserta didik SMK yang mengikuti pelatihan Instalasi Perangkat Wireless dan Microwave.
“Kami membuka pintu selebar-lebarnya kepada penyelenggara pendidikan vokasional untuk belajar tentang perkembangan teknologi termutakhir di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta,” ujar Jacky.
Pada kesempatan yang sama, Wikan Sakarinto (Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi) mengungkapkan bahwa guru sebagai garda terdepan dalam kemajuan pendidikan vokasi perlu meningkatkan kompetensinya, terlebih lagi perkembangan teknologi yang pesat menuntut guru untuk bisa adaptif terhadap perubahan serta memiliki kreativitas dalam memberikan pengajaran kepada peserta didik.
Menurut Wikan, melalui pelatihan untuk para guru sekolah vokasi ini, mereka akan dibekali dengan beragam pengetahuan tentang teknologi terbarukan serta studi kasus-studi kasus dari Huawei yang akan membantu dunia pendidikan memahami kebutuhan nyata industri beserta kualifikasi atas SDM yang dibutuhkannya, serta akan meningkatkan kompetensi sekolah vokasi beserta para peserta didik.